Ketika orang
berkomunikasi, tentu saja terdapat sesuatu yang ingin disampaikan oleh penutur
kepada pendengarnya. Untuk menyampaikan sesuatu itu, orang tersebut dapat
menggunakan berbagai cara dan salah satu cara yang paling penting, dominan, dan
berpengaruh dalam peradaban manusia adalah dengan menggunakan bahasa verbal.
Ini mengimplikasikan bahwa sesungguhnya “arti kalimat” yang dikatakan oleh
seorang penutur dalam satu komunikasi tidak dapat dipisahkan dari sesuatu yang
ingin dan sedang dikomunikasikannya. Akan tetapi, Grice (1975) menjelaskan
bahwa hakikat apa yang dikatakan oleh seorang penutur itu berbeda dari hakikat
apa yang ingin dan sedang dikomunikasikan. Namun, itu bukan berarti bahwa apa
yang sedang dikomunikasikan oleh seorang penutur dalam satu komunikasi tidak
dapat berwujud sama dengan apa yang dikatakannya. Jika itu yang terjadi, maka
apa yang dikomunikasikan berupa “implikatur konvensional” dan jika bukan itu
yang terjadi, maka apa yang dikomunikasikan berupa “implikatur percakapan”
(Grice, 1975). Di sini tampak bahwa hubungan antara “apa yang dikatakan” dengan
“apa yang dimaksudkan” didasarkan pada bagaimana maksud penutur dikomunikasikan
dengan tuturannya. Oleh karena itu, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa,
menurut Grice (1975), “apa yang dikatakan” dan “apa yang dimaksudkan” oleh
seorang penutur dengan tuturannya adalah dua hal yang berbeda tetapi berada
dalam satu paket yang tidak tidak dapat dipisahkan.
Konsep teoretis dalam
istilah “apa yang dimaksudkan” ini beriringan dengan istilah “maksud penutur” (speaker’s meaning) atau dalam istilah
Grice (1969) “utterer’s meaning”.
“Maksud penutur” adalah ‘sesuatu yang mengacu pada intensi atau “apa yang
dimaksudkan” atau “apa yang dikomunikasikan” oleh seorang penutur dengan tuturannya’.
Grice (1957) memberikan ilustrasi bahwa pada hakikatnya sebuah ekspresi lingual
dituturkan oleh seorang penutur karena ia memiliki satu intensi atau maksud
yang ingin dikomunikasikan pada pendengar. Ini jelas menunjukkan bahwa tuturan
tidak datang dengan sendirinya melainkan dituturkan untuk mengemban sebuah
maksud. Dengan demikian, arti yang dimiliki setiap satuan lingual penyusunnya
dan arti keseluruhan berdasarkan penggabungannya – timeless meaning dan applied
timeless meaning menurut Grice (1969) – tidak dapat dilepaskan begitu saja
dari maksud penuturnya. Dalam hal ini, Grice (1969:150) menyatakan bahwa “the notion of utterer's occasion-meaning is explicable, in a certain way,
in terms of the notion of utterer's intention”.
Akan tetapi, intensi bukanlah
segala-galanya dalam pengertian mengabaikan ekspresi lingual yang digunakan
untuk menyampaikan apa yang ingin dikomunikasikan oleh penutur. Grice (1957)
menyatakan bahwa agar apa yang ingin dikomunikasikan oleh penutur dapat
ditangkap oleh pendengarnya, maka apa yang dikatakan harus diyakini oleh
penutur sebagai ekspresi lingual yang dapat menyampaikan maksudnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa penutur juga memiliki kompetensi dalam
mengekspolarasi ekspresi lingual yang dapat membuat pendengar memahami maksud
yang disampaikannya. Kompetensi itu secara logis mengimplikasikan adanya juga
kompetensi pendengar untuk memahami maksud penutur dengan tuturannya karena
pendengar pada kesempatan yang berbeda juga memiliki peran sebagai penutur.
Adanya kompetensi ini tidak diperdebatkan meskipun memiliki penjelasan
deskriptif dan eksplanatori yang beragam.
Berdasarkan pembahasan
tersebut, tampak jelas bahwa pembahasan konsep teoretis “apa yang dimaksudkan”
tidak dapat dilepaskan dari konsep teoretis “apa yang dikatakan”. Di dalam
pembahasan sebelumnya, semantisi dan pragmatisi tidak berbeda pendapat
berkaitan dengan konsep teoretis “arti kalimat” sebagai ‘arti literal kalimat
yang benar-benar bebas konteks’ yang dalam teori Kaplan dipadankan dengan konsep
dalam istilah “karakter”. Begitu juga, mereka tidak berbeda pendapat bahwa yang
mengemban syarat kebenaran satu ekspresi lingual berada pada tataran “apa yang
dikatakan”. Namun, mereka berbeda pendapat mengenai konsep teoretis “apa yang
dikatakan”. Terdapat lima konsep teoretis berbeda berkaitan
dengan istilah apa yang dikatakan, yaitu (i) “apa yang dikatakan” yang
dipadankan dengan konsep “karakter” Kaplan, (ii) “apa yang dikatakanMIN”,
(iii) “apa yang dikatakanMIN-P” (iv) “apa yang dikatakanPRAG”,
(v) “apa yang dikatakan menurut semantisi literal”. Jawaban deskriptif konsep
teoretis “apa yang dikatakan menurut semantisi literal” sebenarnya sama dengan
konsep teoretis ‘apa yang dikatakanPRAG’. Perbedaan di antara
keduanya terletak pada jawaban eksplanatorinya, yaitu bahwa masukan konteks
tidak bersifat otonom – bebas dari kendala linguistik – melainkan disaring oleh satu representasi struktur
semantik yang mendasar sesuai dengan prinsip-prinsip semantik kompositional (Stern,
2006; 2009). Dengan demikian, secara keseluruhan semantisi minimal, semantisi
literal, dan pragmatisi kontekstual pada hakikatnya berbeda pendapat mengenai
pengemban syarat kebenaran satu ekspresi lingual.
Konsep teoretis “apa
yang dikatakan” secara langsung mempengaruhi konsep teoretis istilah “apa yang
dimaksudkan” atau “apa yang dikomunikasikan”. Semantisi minimal secara tegas
memisahkan antara “apa yang dikatakan” dengan “apa yang dimaksudkan” sebagai
perbedaan antara objek kajian semantik dengan objek kajian pragmatik (Borg,
2001; 2004; 2007). Arah objek kajian semantik hanya sampai pada “apa yang
dikatakanMIN”. Bagi semantisi minimal, “apa yang dikatakanMIN”
merupakan ‘arti literal kalimat sebagai arti kalimat-tipe atau isi semantik (semantic content) dan merupakan pengemban syarat kebenaran’. Semua arti yang muncul
dari berbagai proses setelah arti yang terdapat pada “apa yang dikatakanMIN”
merupakan isi tindak tutur (speech act
content) dan merupakan objek kajian pragmatik, bukan ranah kajian semantik
lagi.
Berdasarkan penjelasan di
atas, apa yang dimaksudkan oleh penutur dengan tuturannya, menurut semantisi
minimal, merupakan wilayah kajian pragmatik dan memposisikan konsep teoretis
“apa yang dikatakanMIN” sebagai masukan (input) terhadap pemrosesan isi tindak tuturnya sebagai kajian
pragmatik. Dalam teori ini, pemrosesan semantik ditempatkan sebagai satu modul
tersendiri yang bersifat ranah khas (domain
spesific) dan pemrosesan pragmatik sebagai kompetensi komunikatif dalam
modul lain yang secara keseluruhan beroperasi sebagai proses kognitif sehingga
dapat menghasilkan dan memahami meaning
penggunaan bahasa. Namun, semantisi minimal sendiri mengakui bahwa “it is extremely difficult to retrace our
steps to discover the purely semantic contribution to the communicatice act”
(Borg, 2004:261). Pemrosesan yang diajukan dalam SM merupakan sebuah pemrosesan
dua tahap yang pada hakikatnya banyak menyerupai pemrosesan implikatur Grice
yang secara kognitif banyak mendapat kritikan karena secara eksplanatori lemah
meskipun secara deskriptif dapat diterima.
Sejak Grice (1975)
memisahkan konsep teoretis “apa yang dikatakan” dan “apa yang dimaksudkan”, ada
kecenderungan untuk membedakan antara “apa yang dikatakan” dengan “apa yang
dimaksudkan” sebagai dua hal terpisah yang berdiri sendiri, yaitu di satu sisi
ada ekspresi lingual yang dikatakan dan di sisi lain ada maksud penutur dengan
ekspresi lingual yang dituturkannya. Pendapat seperti itu berkembang pada tahun
1970-an, era awal konsep teoretis tersebut muncul, dan bahkan Searle (1978:209)
mengatakan bahwa “there are some variations on this received opinion which
contain fairly serious mistakes”. Salah satu di antaranya adalah dengan
menyamakan istilah “apa yang dikatakan” dengan istilah “kalimat” dan istilah
“apa yang dimaksudkan” dengan istilah “tuturan”. Kasus yang berbeda tetapi
sebenarnya sama adalah (i) dengan menyamakan istilah “apa yang dikatakan”
dengan istilah “tipe” dan istilah “apa yang dimaksudkan” dengan istilah “token”
dan (ii) dengan menyamakan istilah “apa yang dikatakan” dengan istilah “arti
kalimat” dan istilah “apa yang dimaksudkan” dengan istilah “maksud tuturan.
Apa yang sesungguhnya
terjadi dalam hal ini? Yang perlu dicermati sebagai inti permasalahan ini
adalah bahwa konsep teoretis “apa yang dikatakan” dan “apa yang dimaksudkan”
telah menjadi perhatian dua paham filsafat bahasa yang berbeda, yaitu antara
objektivisme dengan pragmatisme. Selanjutnya, banyak penjelasan yang mencoba
mengakomodasi kedua faham filsafat bahasa tersebut ke dalam istilah “apa yang
dikatakan” dan “apa yang dimaksudkan” sebagai dua jenis meaning yang berbeda. Tidak mengherankan jika kemudian istilah “apa
yang dikatakan” dan “apa yang dimaksudkan” menjadi terpisah dan seolah-olah dua
permasalahan meaning yang berdiri
sendiri. Untuk memahami dan kemudian mendefinisikan konsep teoretis istilah apa
yang dimaksudkan, pembedaan keduanya perlu dirujuk kembali pada penjelasan
Grice (1975) secara kritis. Penjelasan Grice tersebut harus dijadikan sebagai
fondasi dalam membahas dan meredefinisikan pengertian Grice tentang apa yang
dikatakan dan apa yang dimaksudkan sebagaimana tampak dalam Gambar 4.6..
Telah dijelaskan bahwa
berkomunikasi secara verbal artinya menyampai-kan sesuatu (intensi atau maksud)
melalui bahasa. Perlu digarisbawahi bahwa Grice (1957, 1975) berbicara tentang
bahasa dalam komunikasi yang berarti berbicara tentang tuturan yang juga
berarti penggunaan bahasa dalam konteks. Dengan demikian, tampak ada tiga hal
mendasar yang harus diperhatikan, yaitu (i) maksud penutur, (ii) tuturan, dan
(iii) konteks. Jika tuturan adalah meaningNN,
maka meaningNN tidak dapat
disajikan seperti dalam Gambar 4.6. yang di dalamnya memiliki dua jenis meaning, yaitu (i) “apa yang dikatakan”
dan “apa yang diimplikasikan”. Pengertian seperti itu mengakibatkan suatu
pengertian yang rekursif di mana terdapat pengertian “implikatur konvensional”
yang dapat mengacu kembali pada pengertian apa yang dikatakan. Akan tetapi,
“implikatur konvensional” juga dapat mengacu pada pengertian yang lain. Di
samping itu, “apa yang dikatakan” di satu didefinisikan oleh Grice sebagai
‘arti konvensional kalimat’ tetapi di sisi lain sudah didefinisikan sebagai “meaningNN” yang berarti sudah
berwujud “apa yang dikatakanPRAG. Hal ini menimbulkan satu kekaburan
pada pengertian “apa yang dikatakan”.
Permasalahan tersebut
dapat diatasi jika apa yang dimaksudkan sebagai meaningNN dipandang sebagai satu proses dalam satu
kesatuan yang utuh. Meskipun “apa yang dimaksudkan” sebagai sebuah produk
sepertinya merupakan sesuatu yang berada di titik bagian akhir, sesungguhnya
“apa yang dimaksudkan” sebagai sebuah proses melingkupi keseluruhan proses yang
terlibat di dalamnya. Untuk memahami hal tersebut, ada baiknya jika konsep
teoretis istilah “apa yang dimaksudkan” dibedakan dari konsep teoretis istilah
“apa yang diimplikasikan”. Yang pertama digunakan untuk mengacu pada proses
secara keseluruhan dan yang kedua mengacu pada produk di dalamnya. Dengan
demikian, konsep teoretis istilah “apa yang dimaksudkan” melingkupi di dalamnya
konsep teoretis “apa yang dikatakan” dan “apa yang diimplikasikan” sebagai
sebuah kontinum bukan sebagai sebuah pilihan. Sepintas konsep teoretisnya
seperti pendapat Grice, tetapi sebenarnya berbeda secara signifikan sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Konsep
Teoretis Istilah Apa yang Dimaksudkan
Tampak dengan jelas
bahwa konsep teoretis istilah “apa yang dimaksudkan” dalam Gambar 4.10. berbeda
secara signifikan dari konsep teoretis Grice tentang apa yang dimaksudkan dalam
Gambar 4.6. Tidak jelas apakah Grice menyamakan istilah meaningNN dengan “apa yang dimaksudkan” atau “apa yang
diimplikasikan” atau bahkan menyamakan ketiga istilah meaningNN, “apa yang dimaksudkan”, dan “apa yang diimplikasikan” sebagai istilah
yang mengacu pada konsep teoretis yang sama. Jika “apa yang dikatakan” dan “apa
yang diimplikasikan” adalah komponen “apa yang dimaksudkan”, maka terdapat dua
masalah. Pertama, jika “apa yang dikatakan” adalah sama dengan “apa yang
dimaksudkan” – ini jelas tidak mungkin, maka komponen “apa yang diimplikasikan”
menjadi pilihan. Kedua, jika “apa yang diimplikasikan” adalah “apa yang
dimaksudkan”, maka “apa yang diimplikasikan secara konvensional” akan kembali
pada komponen “apa yang dikatakan”. Di dalam Gambar 4.10., perbedaan antara
maksud konvensional dengan maksud percakapan merupakan perbedaan yang
disebabkan perbedaan proses dalam sebuah kontinum.
Daftar Acuan
Abbott, Barbara. 2010. Reference. Oxford: Oxford University Press.
Akmajian, Adrian; Richard A. Demers; Ann K. Farmer; Robert M. Harnish. 2001. Linguistics:An Introduction to Language and Communication. Edisi ke-5. Cambridge: The MIT Press
Ali Imron Al-Ma’ruf. 2009. “Kajian Stilistika Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Perspektif Kritik Holistik”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Allott, N. & Textor, M. 2012. “Lexical pragmatic adjustment and ad hoc concepts”. International Review of Pragmatics,Vol. 4 No.2. hal. 185–208.
Almog, Joseph; Perry, John dan Wettstein, Howard (Eds.). 1989. Themes from Kaplan. Oxford: Oxford University Press.
Austin, J. L. 1961/1996. “Performative utterances”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 120 – 129.
__________ 1962. How To Do Things With Words (The Willian James Lectures delivered at Harvard University in 1955). Oxford: ClaredonPress.
Ayer, A. J. 1936/1971. Language, Truth, and Logic. London: Penguin Books.
Ayoob, Emily. 2007. "Black & Davidson on Metaphor," Macalester Journal of Philosophy. Vol. 16: No. 1, hal. 56-64.
Badudu, J. S. dan Zain, Sutan Muhammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Barsalou, Laurence. 1983. “Ad hoc categories”. Memory & Cognition, Vol.11 No.3. Hal. 211 – 227.
________________. 2010. “Ad hoc categories”. Dalam P.C. Hogan (ed.). The Cambridge Encyclopedia of the Language Sciences. New York: Cambridge University Press. Hal. 86–87
Bezuidenhout, A. 2001. “Metaphor and what is said: a defense of a direct expression view of metaphor. Dalam P. A. French dan H. K. Wettstein (eds.), Midwest Studies in Philosophy (Vol.25): Figurative Language. Boston: Blackwell. Hal.156–186.
Black, M. 1979/1993. “More on Metaphor”. Dalam Ortony, A (ed.). Metaphor & Thought . Cambridge: Cambridge University Press.
Blackburn, Simon. 2005. Truth: A Guide for the Perplexed. London: Penguin.
Bloomfield, Leonard. 1933. Language. New York: Henry Holt
Boeckx, Cedric. 2006. Linguistic Minimalism: Origins, Concepts, Methods, and Aims. Oxford: Oxford University Press
Borg, Emma. 2001. “An expedition abroad: metaphor, thought, and reporting”. Dalam P. French dan H Wettstein (eds.). Studies in Philosophy XXV. Oxford: Blackwell. Hal. 227-248
___________ 2004. Minimal Semantics. Oxford: Oxford University Press
___________ 2007. “Minimalism versus Contextualism in Semantics”. Dalam Gerhard Preyer dan Georg Peter (eds.). Context-Sensitivity and Semantic Minimalism: New Essays on Semantics and Pragmatics. Oxford: Oxford University Press
Bӧrjesson, Kristin. 2011. “The Notions of Literal and Non-literal Meaning in Semantics and Pragmatics”Disertasi. Der Philologischen Fakultat, der Universitat Leipzig
Bowerman, M. 1976. “Semantic factors in the acquisition of rules for word use and sentence construction”. Dalam Morehead, D dan Morehead, A (Eds.). Directions In Normal and Deficient Language Development. Baltimore: University Park Press.
Brown, Harold I. 2007. Conceptual Systems. London: Routledge
Bühler, Karl. 1934/2011. Theory of Language: The representational function of language. Amsterdam: John Benjamins.
Camp, Elisabeth. 2005. “Josef Stern, Metaphor in Context”. NOUS. Vol. 39, No.4, hal. 715–731
_____________ 2006a. “Contextualism, metaphor, and what is said”. Mind & Language. Vol. 21, No. 3, hal. 280–309.
_____________ 2006b. “Metaphor in the mind: the cognition of metaphor”. Philosophy Compass. Vol. 1, No.2, hal. 154–170
Campbell, J. K; O’Rourke, M; dan Shier, D. (eds.) 2002. Meaning and Truth: Investigations in Philosophical Semantics. New York: Seven Bridges Press
Cappelan, Herman dan Lepore, Ernie. 2005. Insensitive Semantics: A Defence of Semantic Minimalism and Speech Act Pluralism. Oxford: Blackwell
Carnap, Rudolf. 1942. Introduction to Semantics. Massachusette: Harvard University Press
______________ 1956. “A methodological character of theoretical concept”. Dalam Feigl, Herbert dan Scriven, Michael (eds.) The Foundations of Science and the Concepts of Psychology and Psychoanalysis.Minneapolis: University of Minnesota
Carston, Robyn. 1997. “Enrichment and Loosening: Complementary Processes in Deriving the Proposition Expressed?”. Dalam Eckard Rolf (ed.). Pragmatik: Implikaturen und Sprechate. VS Verlag für Sozialwissenschaften, hal. 103- 127.
_____________ 2010a. “Lexical pragmatics, ad hoc concepts and metaphor: from a relevance theory perspective”. Italian Journal of Linguistics. Vol, 22, No. 1, hal. 153 - 180.
_____________ 2010b. “Metaphor: Ad Hoc Concepts, Literal Meaning, and Mental Image”. Proceedings of The Aristotelian Society. Vol. CX, Part. 3, hal. 297- 323.
_____________ 2012. “Metaphor and the literal/nonliteral distinction”. Dalam K Allan dan K.K. Jaszczolt(eds.). The Cambridge Handbook of Pragmatics. Cambridge : Cambridge University Press
Chapman, Siobhan. 2000. Philosophy for Linguists: An Introduction. London: Routledge
________________ 2008. Language and Empiricism: After the Vienna Circle. New York: Palgrave Macmillan
Chi, Michelene T. H. dan Roscoe, Rod D. 2002. “The Process and Challenges of Conceptual Change”. Dalam Limón, Margarita dan Mason, Lucia (eds). Reconsidering Conceptual Change: Issues in Theory and Practice. New York: Kluwer Academic Publisher
Chomsky, Noam. 1957. Syntactic Structures. Paris: Mouton.
______________ 1965. Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge: MIT Press
______________ 1995. Minimalist Program. Cambridge: MIT Press
Churchland, P. 1988. Matter and Consciousness. Cambridge: MIT Press/Bradford Books
Clausner, Timothy C. dan Croft, William. 1999. “Domains and image schemas”. Cognitive Linguistics. Vol. 10 No.1. hal. 1 – 31
Cohen, Ted. 2008. Thinking of Other: On the Talent for Metaphor. Princeton: Princeton University Press.
Cohen, L. J. 1979/1993. The Semantics of Metaphor. Dalam Ortony, A (ed.). Metaphor & Thought . Cambridge: Cambridge University Press.
Cook, John W. 1999. Wittgenstein, Empiricism, and Language. Oxford: Oxford University Press.
Cooper, David E. 2003. Meaning. Chesham: Acuman Publishing
Croft, William dan Cruse, Alan D. 2004. Cognitive Linguistics. Cambridge: CUP
Cruse, Alan. 2006. A Glossary of Semantics and Pragmatics. Edinburg: Edinburg University Press
Cummins, Robert. 2002. “Truth and meaning”. Dalam Campbell, J. K; O’Rourke, M; dan Shier, D. (eds.)Meaning and Truth: Investigations in Philosophical Semantics. New York: Seven Bridges Press.
Dafrizal dan Faridah Ibrahim. 2010. “Pembingkaian Metafora dan Isu Terorisme: Satu Interpretasi Konseptual”. CoverAge, Vol. 1, No. 1. hal. 33–45
Davidson, Donal. 1984. Inquiries into Truth and Interpretation. Oxford: Oxford University Press
______________ 1968/1984. “On saying that”. Dalam D. Davidson . Inquiries into Truth and Interpretation. Oxford: Oxford University Press
______________ 2005. Truth and Predication. Cambridge: The Belknap Press of Havard University Press
Davis, Wayne A. 2005. Nondescriptive Meaning and Reference: An Ideational Reference. Oxford: Claredon Press.
Dinneen, Francis P. 1995. General Linguistics. Washington: Georgetown University Press.
Dummett, Michael. 1976/2005. “What is a theory of meaning”. Dalam Evans, Gareth dan McDowell, John. (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press. Hal. 67-137.
Edi Subroto, D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press
______________ 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik (Buku 1, Pengantar Studi Semantik).Surakarta: Cakrawala Media
Evans, Gareth dan McDowell, John. 1976/2005. “Introduction”. Dalam Gareth Evans dan John McDowell (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press.
Evans, Vyvyan dan Green, Melanie. 2006. Cognitive Linguistics: An Introduction. Edinburgh: Edinburgh University Press
Evans, Vyvyan. 2009. Lexical Concepts, Cognitive Models, and Meaning Construction. Oxford: Oxford University Press
_____________ 2011. “Language and cognition: the view from cognitive linguistics”. Dalam Vivian Cook dan Benedetta Basetti (eds.). Language and Bilingual Cognition. New York: Francis and Taylor. Hal. 69-108
______________ 2013. “Metaphor, lexical concepts and figurative meaning construction”. Cognitive Semiotics.http://www.vyvevans.net/#Papers
Endro Sutrisno. 2007. “Metafora dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA: Studi Kasus di tiga SMA di Surabaya”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Pascasarajana, Universitas Sebelas Maret.
Fillmore, Charles J. 1982. “Frame semantics”. Dalam The Linguistic Society of Korea (ed.). Linguistics in the Morning Calm: Selected Papers from SICOL-1981. Seoul: Hanshin. Hal.111–37
Finke, R.A. 1989. Principles of Mental Imagery. Cambridge: MIT Press
Fetzer, Anita. 2011. “Pragmatics as a linguistic concept”. Dalam Bublitz, Wolfram dan Norrick, Neal R (eds).Foundations of Pragmatics. Berlin: De Gruyter Mouton. Hal. 23 – 50.
Fodor, Jerry. A. 1983. The Modularity of Mind. Cambridge: MIT Press
Fogelin, R. J. 1988. Figuratively Speaking. New Haven: Yale University Press
Forrester, Stefan. 2010. “Theories of metaphor in seventeenth and eighteenth-century British philosophy”.Literature Compas. Vol. 7 No. 8. Hal. 610-625.
Frege, Gottlob. 1914/1979. “Logic in Mathematics” (Terj. P. Long dan R. White). Dalam H. Hermes, F. Kambartel, dan F Kaulbach (eds.). Gottlob Frege. Posthumous Witings. Oxford: Basil Blackwell
____________ 1892/1996. “On sense and nominatum”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 186-198.
Garcia-Carpintero, Manuel. 2006. “Recanati on the semantics/pragmatics distinction”. CRITICA. Vol. 38, No.112, hal .35-68
Gärdenfors, Peter. 1999. “Some tenets of Cognitive Semantics”. Dalam Allwood, Jens dan Gärdenfors, Peter (eds.). Cognitive Semantics: Meaning and Cognition. Amsterdam: John Benjamin. Hal. 19–36.
Geary, James. 2011. I Is an Other: The Secret Life of Metaphor and How It Shapes the Way We See the World. Ney York: Harper Collins.
Geeraerts, Dirk. 2006. “Introduction: a rough guide to Cognitive Linguistics”. Dalam Geeraerts, Dirk (ed.).Cognitive Linguistics: Basic Readings. Ney York: Mouton de Gruyter. Hal. 1–28
Gibbs, Raymond W. 1996. “Why many concepts are metaphorical”. Cognition, 61. Hal. 309-319. Elsevier.
_________________ 1994. The poetics of Mind: Figurative Thought, Language, and Understanding. Cambridge: Cambridge University Press
_________________ 2004. Intentions in the Experience of Meaning. Cambridge: Cambridge University Press
_________________ (Ed.). 2008. The Cambridge Handbook of Metaphor and Thought. Cambridge: Cambridge University Press.
Gibbs, Raymond W dan Gerard J. Steen (eds.). 1997. Metaphor in Cognitive Linguistics. Amsterdam: John Benjamins.
Gibson, Martha I. 2004. From Naming to Saying. London: Blackwell
Giere, Ronald N. 2000. “Theories”. Dalam Newton-Smith, W. H (ed.) A Companion to the Philosophy of Science. London: Blackwell
Glucksberg, Sam. 2001. Understanding Figurative Language: from Metaphors to Idioms. Oxford: Oxford University Press
Grice, H. P. 1957/1996. “Meaning”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 85 -91.
_________ 1969. “Utterer’s meaning and intention”. The Philosophical Review. Vol. 78, No. 2. Hal. 147-177
_________ 1975/1996. “Logic and conversation”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 156-167.
Goatly, Andrew. 1997. The Language of Metaphors. London: Routledge.
Haack, Susan. 1978. Philosophy of Logics. Cambridge: Cambridge University Press
Haiman, John. 1980. "Dictionaries and encyclopaedias". Lingua, 50. 377-88.
Haley, Michael Cabot. 1980. Concrete Abstraction: The Linguistic Universe of Metaphor. Dalam Ching, Marvin K. L, Haley, Michale C, dan Lunsford, Ronald F. Linguistic Perspective on Literature. London: Roudledge & Kegan Paul..
___________________ 1988. The Semeiosis of Poetic Metaphor. Bloomington: Indiana University Press.
Hanks, Patrick. 2006. “Metaphoricity is gradable”. Dalam Anatol Stefanowitsch dan Stefan Th. Gries (eds.).Corpus-based Approaches to Metaphor and Metonymy. New York: Mouton de Gruyter.
Hayes –Roth, Frederick. 1971. The Stiructure of Concepts. Cambridge: MIT Press
Hempel, Carl G. 1958. “The theoretician’s dilemma: a study in the logic of theory construction”. Dalam Feigl, Herbert; Scriven, Michael; dan Maxwell, Grover. (eds.) Concepts, Theories, and the Mind-Body Problem. Minneapolis: University of Minnesota
Haugh, Michael. 2002. “The intuitive basis of impliature: relevance theoretic implicitness versus Gricean implying”. Pragmatics. Vol. 12, No. 2, hal .117-134
Hillix, William A. dan L’Abate, Luciano. 2012. “The Role of Paradigms in Science and Theory Construction”. Dalam L’Abate, Luciano (ed.). Paradigms in Theory Construction. New York: Springer
Hiraga, Masako K. 2005. Metaphor and Iconocity: A Cognitive approach to analyzing text. New York: Palgrave Macmillan.
Hodges, Wilfrid. 1998. “Compositionality is not the problem”. Logic and Logical Philosophy. Vol. 6; hal. 7-33
Hurford, James R., Brendan Heasley, dan Michael B. Smith. 1984/2007. Semantics: A coursebook. (Edisi ke-2). Cambridge: Cambridge University Press
Iten, Corrine. 2005. Linguistic Meaning, Truth Conditions, and Relevance: The Case of Concessives. New York: Palgrave Macmillan
Jaccard, James dan Jacoby, Jacob. 2010. Theory Construction and Model-Building Skills: A Practical Guide for Social Scientists. New York: Guidford Press
Jackendoff, Ray. 1983. Semantics and Cognition. Michigan: MIT Press.
______________ 1989. “What is a concept, that a person may grasp it?” Mind and language. Vol. 4, No. 1, hal. 69-102.
______________ 2002. Foundations of Language: Brain, Meaning, Grammar, Evolution. Oxford: Oxford University Press.
Jakobson, Roman. 1956/1980. “Metalanguage as a linguistic problem” dalam Roman Jakobson, The Framework of Language. Michigan: Michigan Studies in the Humanities.
Johnson, Mark. 2005. “The philosophical significance of image schemas”. Dalam Beate Hampe (ed.) bekerja sama dengan Joseph E. Grady. From Perception to Meaning:Image Schemas in Cognitive Linguistics. Berlin: Mouton de Gruyter
Kaplan, David. 1975/1996. “Dthat”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press.
____________ 1977/1989. “Demonstratives: an essay on the semantics, logics, metaphysics, and epistemology of demonstratives and other indexicals”. Dalam Joseph Almog, John Perry, dan Howard Wettstein (Eds.). Themes from Kaplan. Oxford: Oxford University Press.
Kadmon, N. 2001. Formal Semantics: Semantics, Pragmatics, Presupposition, and Focus. Oxford: Blackwell.
Katz, Albert N; Cacciari, Cristina; Gibbs, Raymond W; Turner, Mark. 1998. Figurative Language and Thought. New York: Oxford University Press.
Kearns, Kate. 2000. Semantics. New York: Palgrave Macmillan.
Khairina Nasution. 2008. “Metafora dalam Bahasa Mandailing: Persepsi Masyarakat Penuturnya”. Linguistik Indonesia, Tahun ke 26, No. 1. Hal. 75–87
Kohtari, 2004. Research Methodology: Methods and Techniques. New Delhi: New Age International.
Kövecses, Zoltán. 2000. Metaphor and Emotion: Language, Culture, and Body in Human Feeling. Cambridge: Cambridge University Press.
______________ 2002. Metaphor: A Practical Introduction (1st Edition). Oxford: Oxford University Press.
______________ 2005. Metaphor in Culture: Universality and Variation. Cambridge: Cambridge University Press.
______________ 2010. Metaphor: A Practical Introduction (2nd Edition). Oxford: Oxford University Press.
Kracht, Markus. 2011. Interpreted Language and Compositionality. New York: Springer.
Lakoff, George dan Mark Johnson. 1980. Metaphors We Live By. Chicago:University of Chicago Press
Lakoff, George. 1991. “Cognitive versus generative linguistics: how commitments influence results”. Language and Communication, Vol. 11, No.1/2. Hal. 53-62
_____________ 1993. “The comtemporary theory of metaphor”. Dalam Andrew Ortony (ed.). Metaphor and Thought (2nd Edition). Cambridge: Cambridge University Press.
Langacker, Ronald W. 1987. Foundations of Cognitive Grammar. Vol. I. Stanford: Standford University Press
__________________ 2000a. Grammar and Conceptualization. Berlin and New York: Mouton de Gruyter.
__________________ 2000b. “Why a mind is necessary: conceptualization, grammar, dan linguistic semantics”. Dalam Liliana Albertazzi (ed.). Meaning and Cognition. Amsterdam: John Benjamins Publishing.
__________________ 2008. Cognitive Grammar: A Basic Introduction. Oxford: Oxford University Press.
__________________ 2009. Investigation in Cognitive Grammar. Berlin and New York: Mouton de Gruyter.
Larkin, Shirley. 2010. Metacognition in Young Children. London: Roudledge
Leech, Geoffrey. 1974/1981. Semantics: The Study of Meaning. Edisi ke-2. Middlesex: Penguin Books
Leezenberg, Michiel. 2001. Contexts of Metaphor. Amsterdam: Elsevier.
Leibniz, Gottfried Wilhelm von. 1765/1981. New Essays on Human Understanding. Terjemahan oleh Peter Remnant dan Jonathan Bennett. Cambridge: Cambridge University Press.
Lubis, Syahron. 2009. “Penerjemahan Teks Mangupa dari Bahasa mandailing ke Bahasa Inggris”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lunsford, Ronald F. 1980. Byron’s Spacial Metaphor: A Psycholinguistic Approach. Dalam Ching, Marvin K. L, Haley, Michale C, dan Lunsford, Ronald F. Linguistic Perspective on Literature. London: Roudledge & Kegan Paul.
Lycan, William G. 2000. Philosophy of Language: Contemporary Introduction. London: Routledge.
Lyons, J. 1987. “Semantics.” Dalam J. Lyons (ed.). New Horizons in linguistics.Vol. 2. London: Penguin. Hal. 152-178.
Margolis, Eric and Laurence, Stephen. 2012. "Concepts". Dalam Edward N. Zalta (ed.) The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Fall 2012 Edition)., URL = .
Mason, Jennifer. 1996. Qualitative Researching. London: Sage Publication
Mathiessen, C. M. I. M. 2009. “Ideas and new direction” dalam Halliday, M. A. K dan Webster, Jonathan (eds).Continuum Companion to Systemic Functional Linguistics. New York: Continuum
Mathiessen, C. M. I. M; Teruya, Kazihiro; dan Lam, Marvin. 2010. Key Terms in Systemic Functional Linguistics. New York: Continuum
Merriam-Webster Dictionary.http://www.merriam-webster.com/dictionary
Maykut, Pamela dan Morehouse, Richard. 1994. Beginning Qualitative Research: A Philosophic and Practical Guide. London: The Falmer Press.
McDowell, John. 1976/2005. “Truth conditions, bivalence, and verificationism”. Dalam Gareth Evans dan John McDowell (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press
McGlone, Matthew S. 2007. “What is the explanatory value of a conceptual metaphor”. Language and Communication, Vol.27, Hal. 109–126.
Mill, John Stuart. 1882/2009. A System of Logic: Ratioconative and Inductive. Edisi ke-8. New York: Harper and Brothers
Morris, Michael. 2007. An Introduction to the Philosophy of Language. Cambridge: Cambridge University Press
Moss, Helen E; Tyler, Lorraine K; dan Taylor, Kirsten I. 2007. “Conceptual structure”. Dalam M. Gareth Gaskell (ed.) Oxford Handbook of Psycholinguistics. Oxford: Oxford University Press, hal. 217-234
Nerlich, Brigitte dan David D. Clarke. 2001. “Mind, meaning, and metaphor: the philosophy and psychology of metaphor in 19th century Germany”. History of the Human Sciences, Vol.14, No.2, Hal.39–61
Newman, Sara J. 2001. “Aristotle’s definition of rethoric in the Rethoric: the metaphors and their message”.Written Communication, Vol.18, No.1, Hal. 3–25.
Obitko, Marek. 2007. “Translations between Ontologies in Multi-Agent Systems”. Ph.D. dissertation. Faculty of Electrical Engineering, Czech Technical University in Prague.
Ogden, C. K dan Richards, I. A. 1923/1946. The Meaning of Meaning: A Study of the Influence of Language upon Thought and of the Science of Symbolism. Edisi ke-8. New York: A Harvest Book
Panther, Klaus-Uwe dan Radden, Gunter. 2011. “Introduction: reflection on motivation revisited”. Dalam Panther, Klaus-Uwe dan Radden, Gunter (eds.). Motivation in Grammar and the Lexicon. Amsterdam: John Benjamins Publishing. Hal. 1–26.
Partee, Barbara H. 2004. Compositionality in Formal Semantics: Selected Papers by Barbara H. Partee . Oxford: Blackwell
Patterson, Douglas. 2012. Alfred Tarski: Philosophy of Language and Logic. New York: Palgrave Macmillan
Potts, Christopher. 2005. The Logic of Conventional Implicatures. Oxford: Oxford University Press
Prandi, Michele. 2004. The Building Blocks of Meaning: Ideas for a Philosophical Grammar. Amsterdam: John Benjamins Publishing
Predelli, Stefano. 2001. Contexts: Meaning, Truth, and the Use of Language. Oxford: Claredon Press
Putnam, Hilary. 1975. Mind, Language, and Reality: Philosophical Papers. Vol.2. Cambridge: CUP.
Quine, Willard Van Orman. 1953/1961. From A Logical Point of View. Edisi ke-2. New York: Harper Torchbooks
______________________ 1960. Word and Object. Cambridge: MIT Press
______________________ 1970/1986. Philosophy of Logic. Edisi ke-2. New York: Harper Torchbooks
Rand, Ayn. 1966. Introduction to Objectivist Epistemology. New York: A Meridian Book
Recanati, Francois. 2004. Literal Meaning. Oxford: Oxford University Press.
_______________ 2005. “Literalism and contextualism: some varieties”. Dalam Gerhard Preyer dan Georg Peter (eds.). Contextualism in Philosophy: Knowledge, Meaning, and Truth. Oxford: Clarendon Press
_______________ 2007. Perspectival Thought: A Plea for (Moderate) Relativism. Oxford: Oxford University Press.
_______________ 2010. Truth Conditonal Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.
Riemer, Nick. 2010. Introducing Semantics. Cambridge: Cambridge University Press.
Romero, Esther dan Soria, Belen. 2003. Cognitive Metaphor Theory Revisited. Makalah disajikan pada the II Latin Meeting for Analytic Philosophy in Aix en Provence (13-15 November 2003).
____________________________ 2007a. Metaphors: What is Said or What is Implicated?. Makalah disajikan pada the Riga Conference on Metaphor dan the 15th Annual Meeting of the ESSP di Geneva.
____________________________ 2007b. “A View of Novel Metaphor in the Light of Recanati’s Proposals”.Dalam María José Frápolli (ed.). Saying, Meaning and Referring: Essays on François Recanati's Philosophy of Language. New York: Palgrave Macmillan. (hal. 145-159)
Rohrer, Tim. 2007. “Embodiment and experientialism”. Dalam Dirk Geeraerts dan Hubert Cuyckens. The Oxford Handbook Of Cognitive Linguistics. Oxford: Oxfor University Press. Hal. 25 – 47.
Rudi Hartono. 2011. “Penerjemahan Idiom dan Gaya Bahasa (Metafora, Kiasan, Personifikasi, Aliterasi) dalam Novel ‘To Kill a Mockingbird’ Karya Harper Lee dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia (Pendekatan Kritik Holistik)”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Ruhl, Charles. 1989. On Monosemy: A Study in Linguistic Semantics. NewYork: State University of New York Press.
Russell, Bertrand. 1922/2001. “Introduction” dalam Wittgenstein, Ludwig Tractatus Logico-Philosophicus. Terjemahan oleh D. F. Pears dan B. F. McGuinness. London: Roudledge.
Saeed, John I. 2003. Semantics. Edisi ke-2. London: Blackwell.
Sauerland, Uli dan Stateva, Penka. 2007. “Introduction”. Dalam Uli Sauerland dan Penka Stateva (eds.).Presupposition and Implicature in Compositional Semantics. New York: Palgrave Macmillan
Schartz, Bennett L. dan Perfect, Timothy J. 2004. “Introduction: toward and applied metacognition”. Dalam Perfect, Timothy J. dan Schartz, Bennett L. (eds.). Appled Metacognition. Cambridge: Cambridge University Press.
Schiappa, Edward. 2003. Defining Reality Definitions and the Politics of Meaning. Carbondale: Southern Illinois University Press
Searle, John R. 1978. “Literal meaning”. Erkenntnis. Vol. 13. Hal. 207-224
___________ 1975/1996. “Indirect speech act”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. (3rd Edition). New York: Oxford University Press.
___________ 1975/1996. “Indirect speech act”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. (3rd Edition). New York: Oxford University Press.
___________ 1979/1993. “Metaphor”. Dalam Ortony, Andrew (ed.). Metaphor and Thought. 2nd edition. Cambridge: Cambridge University Press.
___________ 2008. Philosophy in A New Century: Selected Essays. Cambridge: Cambridge University Press.
Smith, L. 1986. Behaviorism and Logical Positivism: A Reassessment of Their Alliance. Stanford: Stanford University Press.
Speaks, Jeff. 2011. "Theories of Meaning", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Summer 2011 Edition), Edward N. Zalta (ed.), URL = .
Sperber, Dan dan Wilson, Deirdre. 1995. Relevance: Communication and Cognition. Edisi ke-2. Oxford: Blackwell.
Stern, Josef. 2000. Metaphor in Context. Cambridge: The MIT Press.
__________ 2006. “Metaphor, literal, literalism”. Mind and Language, Vol.21, No.3, Hal.243–279.
__________ 2009. “Metaphor and minimalism”. Philos Stud, Springer, DOI 10.1007/s11098-009-9486-3
Sudaryanto. 1983. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola-Urutan. Jakata: Djambatan.
__________ 1993. Metode dan Aneka Teknis Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
__________ 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
Talmy, Leonard. 2000. Toward A Cognitive Semantics Volume I: Concept Structuring Systems. Cambridge: MIT Press
Tarski, Alfred. 1944/1986. “The semantic conception of truth and the foundations of semantics”. DalamDalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 61 – 84.
____________ 1956. Logic, Semantics, Metamathematics: Papers from 1923 to 1938. Terjemahan oleh J. H. Woodger. Oxford: The Claredon Press
Tendahl, Markus. 2009. A Hybrid Theory of Metaphor: Relevance Theory and Cognitive Linguistics. Hampshire:Palgrave Macmillan
Verhaar, J. W. M. 1970. Teori Linguistik dan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius.
Verhagen, Arie. 2007. “Construal And Perspectivization”. Dalam Dirk Geeraerts dan Hubert Cuyckens. The Oxford Handbook Of Cognitive Linguistics. Oxford: Oxfor University Press.
Vygotsky, Lev. 1934/1986. Language and Thought. Massachusette: MIT Press
Wahab, Abdul. 1991. Isu Linguistik: Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga University Press.
Weiskopf, Daniel A. 2011. “The theory theory of concepts”. Internet Encyclopedia of Philosphy. http://www.iep.utm.edu/th-th-co/ diakses 14 Mei 2011
Wilson, D. dan Sperber, D. 2000. “Truthfulness and Relevance” UCL Working Papers in Linguistics , Vol. 12, hal. 215-254.
Wittgenstein, Ludwig. 1922/2001. Tractatus Logico-Philosophicus. (Dengan Pengantar dari Bertrand Russell). Terjemahan oleh D. F. Pears dan B. F. McGuinness. London: Roudledge.
____________________ 1953/1986. Philosophical Investigations (edisi ke-2). Terjemahan oleh G. E. M. Anscombe dari tulisan Wittgenstein 1945-1949. Oxford: Basil Blackwell.
Wijana, I Dewa Putu. 1997. “Slogan sebagai wacana persuasif: Studi kasus wacana kampanye pemilihan BEM dan SM Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1996”. Humaniora. Vol.IV. Hal. 26-31.
Zaimar, Okke Kusuma Sumantri. 2002. “Majas dan pembentukannya”. Makara, Sosial Humaniora. Vol. 6, No. 2, hal. 45–57.
No comments:
Post a Comment