Wednesday, August 16, 2017

Permasalahan Pengertian "Arti Literal"

Dicuplik dari Disertasi Penulis (2014)

(Kusmanto, Joko. 2014. Konsep-konsep Teoretis Tuturan Metaforis dalam Semantik, Pragmatik, dan Linguistik Kognitif: Kajian Metalingual Lokus Makna dan Kebermaknaan Tuturan Metaforis dalam Linguistik Teoretis. Disertasi tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.)


Pada umumnya – bahkan dapat dikatakan taken for granted – kajian semantik senantiasa dinisbahkan pada permasalahan kajian meaning dalam pengertian kajian terhadap “arti literal”. Lebih dari itu, “arti literal” telah menjadi kata kunci yang membedakan semantik dari pragmatik. Lyons (1987:157), misalnya, mengatakan bahwa “semantics deals with literal, and pragmatics with non-literal, meaning. Hal serupa juga dikatakan oleh Kadmon (2001:3) bahwa “semantics only covers ‘literal meaning’. Pragmatics has to do with language use, and with ‘going beyond the literal meaning’”. Semua penjelasan di atas selalu menggandengkan arti literal dengan kajian semantik, sementara arti non-literal dengan kajian pragmatik.
Meskipun keliteralan merupakan kata kunci baik dalam kajian semantik maupun dalam kajian pragmatik, pengertian “arti literal” sejauh ini hanya bersifat taken for granted. Oleh karena itu, sesungguhnya yang perlu mendapat pembahasan lebih mendalam justru berkaitan dengan pengertian istilah “arti literal” itu sendiri. Pasangan istilah “arti literal/arti non-literal” itu sendiri berkaitan sangat erat dengan sejumlah istilah lain, yaitu “arti konvensional/arti non-konvensional”, “arti bebas konteks/arti kontekstual”, “kalimat/tuturan”, dan “arti kalimat/maksud penutur”. Karena itulah Wilson and Sperber (2002:250) menyatakan bahwa “the notion of literal meaning, which plays such a central role in most theories of language use, is unclear in many respects”.
Pada umumnya istilah “arti literal” diberi pengertian secara teoretis sebagai ‘arti pada tataran tipe-kalimat’ (meaning of type-level sentence) (Borg, 2004; Recanati, 2004). Karena “arti literal” merupakan objek kajian semantik dan kajian semantik adalah kajian yang bebas konteks, maka “arti literal” juga dikaitkan dengan pengertian arti kalimat yang bebas konteks. Berdasarkan penjelasan singkat tersebut kita dapat melihat adanya rentetan logis dengan istilah-istilah teoretis lain yang saling terkait, yaitu semantik, arti literal, bebas konteks, dan arti tipe-kalimat. Rentetan logis tersebut dapat kita parafrasakan bahwa “arti literal” adalah ‘arti yang bersifat bebas konteks dan itu terdapat pada arti tipe-kalimat’. Parafrasa tersebut berkaitan dengan prinsip komposisionalitas dan kemurnian semantik yang telah dibahas pada bagian C.1.a (hal.95). Sesuai dengan prinsip komposisionalitas, “arti literal kalimat” adalah ‘arti yang semata-mata dibangun oleh arti komponen penyusunnya – baik leksem maupun morfem – dan kaidah sintaktis yang menggabungkannya’. Sementara itu, sesuai dengan prinsip kemurnian semantik “arti literal kalimat” adalah ‘arti tipe-kalimat yang berlaku untuk semua konteks atau tidak terikat dengan konteks tertentu’.
Salah satu komponen inti yang terdapat dalam pengertian arti literal sebagaimana telah dijelaskan adalah komponen bebas konteks. Komponen bebas konteks tersebut juga merupakan komponen dalam pengertian istilah ‘tipe-kalimat’. Artinya, sebuah kalimat memiliki arti lingual yang bersifat tetap dan tidak dipengaruhi oleh konteks. Contoh arti literal kalimat terdapat pada kalimat  (6).

(6)   Pamanku sedang memotong rumput.

Secara intuitif penutur bahasa Indonesia mengetahui arti setiap kata dan morfem yang terdapat dalam (6) dan juga mengetahui arti kalimat tersebut secara keseluruhan berdasarkan setiap arti kata dan morfemnya serta bagaimana kata dan morfem tersebut disusun. Tanpa disertai suatu konteks, kalimat () memiliki arti yang dikatakan sebagai “arti literal”. Secara intuitif penutur bahasa Indonesia mengetahui arti pamanku, memotong, dan rumput dalam (6) yang dikatakan memiliki arti literal. Satuan lingual pamanku berarti ‘kakak atau adik laki-laki ayah atau ibu’ dan bukan lainnya, satuan lingual memotong yang berarti ‘suatu aktivitas tertentu yang disebut memotong’, dan rumput yang berarti ‘satu jenis tanaman yang disebut rumput dan biasa di tanam di halaman rumah’ serta tidak diartikan selain dari arti tersebut.
Akan tetapi, pengetahuan intuitif tersebut pada hakikatnya tidak memberitahu kita apa sesungguhnya wujud arti itu. Jika penutur bahasa Indonesia ditanya Tahu arti memotong dalam (6)?, dapat dipastikan semua akan memberikan jawaban ya. Ketika diminta untuk menjelaskan arti memotong, salah satu cara terbaik untuk menjelaskannya adalah dengan memberikan contoh praktik secara langsung arti memotong dalam kalimat (6) tersebut. Cara penjelasan itu secara sepintas memuaskan dan menunjukkan apa arti literal kalimat (6). Untuk lebih jelasnya, kalimat-kalimat (7) dapat digunakan untuk mempertanyakan hakikat pengertian arti literal.

(7)   a.     Pamanku sedang memotong rumput.
        b.     Pamanku sedang memotong kuku adik.
        c.     Pamanku sedang memotong kue.
        d.     Pamanku sedang memotong kertas.
        e.     Pamanku sedang memotong kawat besi.
       
Jika kalimat-kalimat (7) dipahami sebagaimana adanya tanpa melibatkan konteks, maka pemahaman penutur bahasa Indonesia tersebut adalah arti literal dari setiap kalimat dalam (7). Akan tetapi, secara intuitif penutur bahasa Indonesia mengetahui bahwa satuan lingual memotong dalam (7) memiliki arti yang berbeda-beda. Jika bahasa mengandung satu bentuk pengertian (Edi Subroto, 2011), maka bentuk pengertian satuan lingual memotong dalam (7) berbeda-beda. Arti satuan lingual memotong dalam memotong rumput jelas mengandung satu bentuk pengertian yang berbeda dari memotong dalam memotong kue, dan begitu juga dengan lainnya. Recanati (2010:29-32) menyebut keadaan itu sebagai “fleksibilitas semantik” (semantic flexibility). Fenomena tersebut tidak hanya mempertanyakan hakikat ‘arti literal’ tetapi juga prinsip komposisionalitas, yaitu bahwa meaning suatu kalimat tidak hanya bersifat buttom-up tetapi juga bersifat top-down.
Hakikat arti literal juga dipertanyakan dan dikritik oleh Searle (1978:207) yang menyatakan bahwa

The view I shall be attacking is sometimes expressed by saying that the literal meaning of a sentence is the meaning that it has in the 'zero context' or the 'null context'. I shall argue that for a large class of sentences there is no such thing as the zero or null context for the interpretation of sentences


Pendapat Searle tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya arti sebuah satuan lingual tidak dapat dipisahkan dari konteks sama sekali. Hal itu disebabkan arti sebuah satuan lingual tidak datang begitu saja berada pada satuan lingual. Arti yang kemudian menjadi pengetahuan internal kebahasaan penutur diabstraksikan dari berbagai penggunaannya dalam konteks. Oleh karena itu, Davidson (1984:273) mengatakan bahwa

a theory of language is at buttom a theory of linguistic use, that is, a theory of utterance to be explained as a species of rational acts ultimately performed for the purpose of communication


Jika secara intuitif penutur bahasa Indonesia dikatakan mengetahui arti satuan lingual memotong sama sekali tanpa konteks atau terbebas dari konteks, maka pengetahuannya tersebut tidak mengandung suatu pengertian yang tidak dapat dievaluasi kebenarannya (truth-evaluable). Pengetahuan intuitif arti memotong tersebut menjadi dapat dievaluasi kebenarannya ketika disandingkan dengan satuan lingual lain seperti pada (7). Oleh karena itu, apa sesungguhnya bentuk pengetahuan tersebut? Pengetahuan intuitif arti memotong tersebut pada hakikatnya merupakan abstraksi dari penggunaan satuan lingual memotong yang disandingkan dengan berbagai satuan lingual lainnya sebagaimana dikatakan oleh Davidson (1984) di atas. Untuk membedakan dengan arti memotong yang dapat dievaluasi kebenrannya, pengetahuan intuitif penutur yg belum dapat dievaluasi kebenrannya tersebut dapat disamakan dengan pengetahuan penutur bahasa Indonesia terhadap arti leksem[1] ‘POTONG’. Wujud arti dalam pengertian inilah yang sesung-guhnya bebas konteks dan tetap sama di dalam setiap penggunaan.
Berdasarkan pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa secara intuitif penutur bahasa Indonesia mengetahui bahwa ‘POTONG’ memiliki satu arti tertentu dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apa yang dimengerti oleh penutur bahasa Indonesia tentang ‘POTONG’ tersebut tidak bersifat nonreferensial dalam arti pengacuan yang spesifik. Hanya ketika arti ‘POTONG’ tersebut berujud dalam bentuk memotong rumput, memotong kertas, atau memotong rambut, pengetahuan penutur tentang arti ‘POTONG’ tersebut menjadi referensial secara spesifik. Dalam pengertian ini, satuan lingual memotong dalam memotong rumput, memotong kertas, dan memotong rambut memiliki referen spesifik yang berbeda-beda. Apakah dengan demikian satuan lingual memotong dalam (7.a)–(7.f) merupakan satuan lingual yang berbeda? Tentu saja penutur bahasa Indonesia secara intuitif akan menyatakan semuanya sebagai satuan lingual yang sama.
Hal yang sama juga dapat dibuktikan dari satuan lingual seperti besar. Satuan lingual besar secara bebas konteks memiliki satu arti tertentu yang tidak bersifat referensial secara spesifik. Akan tetapi, ketika satuan lingual besar digunakan dalam satu lingkungan lingual tertentu seperti dalam (8), satuan lingual besar membahasakan sesuatu yang berbeda-beda.

(8)   a.     Pohon itu besar.
        b.     Ada tikus besar di lubang itu.
        c.     Gajah itu besar.
               
Tampak bahwa masing-masing satuan lingual besar yang terdapat dalam (8) mengacu pada sesuatu yang bervariasi. Ukuran besar untuk masing-masing satuan lingual besar dalam (8) tersebut berbeda-beda. Berdasar-kan contoh-contoh itu, apakah satuan lingual besar dalam (8.a)– (8.c) adalah satuan lingual yang berbeda? Sebagaimana dengan satuan lingual memotong, secara intuitif penutur bahasa Indonesia juga akan menyatakan bahwa ketiga satuan lingual besar dalam (8) adalah satuan lingual yang sama meskipun ketiganya mengacu pada sesuatu yang berbeda-beda.
Pembahasan tersebut menunjukkan bagaimana istilah “arti literal” memang sebuah istilah yang belum jelas (Wilson and Sperber, 2002). Jika “arti literal” dipahami sebagai arti lingual yang bebas konteks, apakah satuan lingual memotong dalam (7) dan satuan lingual besar dalam (8) dikatakan sebagai satuan lingual yang memiliki arti non-literal karena masing-masing mengacu pada referen yang berbeda. Jika ukuran bebas konteks diterapkan, maka “arti literal” mengacu pada pengetahuan intuitif penutur bahasa Indonesia tentang arti yang bersifat nonreferensial secara spesifik dalam bentuk leksem POTONG. Akan tetapi, sepertinya pengertian “arti literal” yang dimaksudkan dalam berbagai literatur semantik tidaklah demikian. Cruse (2006:96-97) menyatakan bahwa arti literal adalah di antara tiga kemungkinan, yaitu (i) arti default, (ii) arti yang dijadikan sumber arti lainnya, dan (iii) arti yang lebih dasar dari arti lainnya.
Perlu diperhatikan bahwa perbedaan referen yang terdapat pada satuan lingual memotong dalam (7) dan besar dalam (8) sama sekali mengabaikan maksud penutur dengan tuturannya. Perbedaan tersebut semata-mata dipicu oleh relasi antara konstituen di dalam kalimat (7) dan (8). Demikian juga, di antara arti-arti tersebut tidak dapat ditentukan manakah yang dapat dijadikan sebagai (i) arti default-nya, dan (ii) arti yang lebih dasar. Berdasarkan contoh satuan lingual memotong dalam (7) dan besar (dalam (8), tampak bahwa pengertian tradisional “arti literal” sebagai ‘arti satuan lingual bebas konteks’ memiliki permasalahan dan permasalahan yang terpenting adalah inkonsistensi pengertian “arti literal”, sebagaimana dikatakan oleh Bӧrjesson (2011:211) bahwa

the reasons for abandoning the traditional notion of literal meaning …… most importantly the fact that the traditional characterisation of literal meaning is inconsistent

Penggunaan istilah “arti literal” akan semakin tampak tidak tepat seiring pembahasan pengertian “arti literal” dikaitkan dengan maksud sebuah tuturan sebagaimana akan terlihat dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya.




[1] Istilah leksem di dalam morfologi berkaitan dengan paradigma infleksional sebuah kata, namun di dalam penelitian ini, istilah ini digunakan untuk mengacu pada akar semua satuan lingual yang mengandung unsur POTONG baik dalam paradigma infleksional maupun derivasional. Fokus penggunaan di dalam penelitian ini adalah dalam kaitannya dengan pembentukan makna satuan lingual. 


Daftar referensi yang digunakan dalam disertasi

Abbott, Barbara. 2010. Reference. Oxford: Oxford University Press.
Akmajian, Adrian; Richard A. Demers; Ann K. Farmer; Robert M. Harnish. 2001. Linguistics:An Introduction to Language and Communication. Edisi ke-5. Cambridge: The MIT Press
Ali Imron Al-Ma’ruf. 2009. “Kajian Stilistika Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Perspektif Kritik Holistik”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Allott, N. & Textor, M. 2012. “Lexical pragmatic adjustment and ad hoc concepts”. International Review of Pragmatics,Vol. 4 No.2. hal. 185–208.
Almog, JosephPerry, John dan WettsteinHoward (Eds.). 1989. Themes from Kaplan. Oxford: Oxford University Press.
Austin, J. L. 1961/1996. “Performative utterances”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition.  New York: Oxford University Press. Hal. 120 – 129.
__________ 1962. How To Do Things With Words (The Willian James Lectures delivered at Harvard University in 1955). Oxford: ClaredonPress.
AyerA. J1936/1971Language, Truth, and LogicLondon: Penguin Books.
Ayoob, Emily. 2007. "Black & Davidson on Metaphor," Macalester Journal of Philosophy. Vol. 16: No. 1, hal. 56-64. 
Badudu, J. S. dan Zain, Sutan Muhammad. 1996Kamus Umum Bahasa IndonesiaJakartaPustaka Sinar Harapan.
Barsalou, Laurence. 1983. “Ad hoc categories”. Memory & Cognition, Vol.11 No.3. Hal. 211 – 227.
________________. 2010. “Ad hoc categories”. Dalam P.C. Hogan (ed.). The Cambridge Encyclopedia of the Language Sciences. New York: Cambridge University Press. Hal. 86–87
Bezuidenhout, A. 2001. “Metaphor and what is said: a defense of a direct expression view of metaphor. Dalam P. A. French dan H. K. Wettstein (eds.), Midwest Studies in Philosophy (Vol.25): Figurative Language. Boston: Blackwell. Hal.156–186.
Black, M. 1979/1993. More on Metaphor. Dalam Ortony, A (ed.). Metaphor & Thought . Cambridge: Cambridge University Press.
Blackburn, Simon. 2005. Truth: A Guide for the Perplexed. London: Penguin.
Bloomfield, Leonard. 1933. Language. New York: Henry Holt
Boeckx, Cedric. 2006. Linguistic Minimalism: Origins, Concepts, Methods, and Aims. Oxford: Oxford University Press
Borg, Emma. 2001. “An expedition abroad: metaphor, thought, and reporting”. Dalam P. French dan H Wettstein (eds.). Studies in Philosophy XXV. Oxford: Blackwell. Hal. 227-248
___________  2004. Minimal Semantics. Oxford: Oxford University Press
___________ 2007. “Minimalism versus Contextualism in Semantics”. Dalam Gerhard Preyer dan Georg Peter (eds.). Context-Sensitivity and Semantic Minimalism: New Essays on Semantics and Pragmatics. Oxford: Oxford University Press
Bӧrjesson, Kristin. 2011. “The Notions of Literal and Non-literal Meaning in Semantics and Pragmatics” DisertasiDer Philologischen Fakultat, der Universitat Leipzig
Bowerman, M. 1976. “Semantic factors in the acquisition of rules for word use and sentence construction”. Dalam Morehead, D dan Morehead, A (Eds.). Directions In Normal and Deficient Language Development. Baltimore: University Park Press.
Brown, Harold I. 2007. Conceptual Systems. London: Routledge
Bühler, Karl. 1934/2011. Theory of Language: The representational function of language. Amsterdam: John Benjamins.
Camp, Elisabeth. 2005. “Josef Stern, Metaphor in Context”. NOUS. Vol. 39, No.4, hal. 715–731
_____________ 2006a. “Contextualism, metaphor, and what is said”. Mind & Language. Vol. 21, No. 3, hal. 280–309.
_____________ 2006b. “Metaphor in the mind: the cognition of metaphorPhilosophy Compass. Vol. 1, No.2, hal. 154–170
CampbellJ. K; O’Rourke, M; dan Shier, D. (eds.) 2002Meaning and Truth: Investigations in Philosophical SemanticsNew York: Seven Bridges Press
CappelanHerman dan Lepore, Ernie. 2005Insensitive Semantics: A Defence of Semantic Minimalism and Speech Act PluralismOxfordBlackwell
Carnap, Rudolf. 1942. Introduction to SemanticsMassachusette: Harvard University Press
______________ 1956. “A methodological character of theoretical concept”. Dalam Feigl, Herbert dan Scriven, Michael (eds.) The Foundations of Science and the Concepts of Psychology and PsychoanalysisMinneapolis: University of Minnesota
Carston, Robyn. 1997. “Enrichment and Loosening: Complementary Processes in Deriving the Proposition Expressed?”. Dalam  Eckard Rolf (ed.). Pragmatik: Implikaturen und SprechateVS Verlag für Sozialwissenschaften, hal. 103- 127.
_____________ 2010a. “Lexical pragmaticsad hoc concepts and metaphorfrom a relevance theory perspective”Italian Journal of Linguistics. Vol, 22, No. 1, hal. 153 - 180.
_____________ 2010b. “Metaphor: Ad Hoc Concepts, Literal Meaning, and Mental Image”Proceedings of The Aristotelian Society. Vol. CX, Part. 3, hal. 297- 323.
_____________ 2012. “Metaphor and the literal/nonliteral distinction”. Dalam K Allan dan K.K. Jaszczolt (eds.). The Cambridge Handbook of Pragmatics. Cambridge : Cambridge University Press
Chapman, Siobhan. 2000. Philosophy for Linguists: An Introduction. London: Routledge
________________ 2008. Language and Empiricism: After the Vienna Circle. New York: Palgrave Macmillan
Chi, Michelene T. H. dan Roscoe, Rod D. 2002. “The Process and Challenges of Conceptual Change”. Dalam Limón, Margarita dan Mason, Lucia (eds). Reconsidering Conceptual Change: Issues in Theory and Practice. New York: Kluwer Academic Publisher
Chomsky, Noam. 1957. Syntactic Structures. Paris: Mouton.
______________ 1965. Aspects  of  the Theory of  Syntax. Cambridge: MIT Press
______________ 1995. Minimalist Program. Cambridge: MIT Press
Churchland, P. 1988. Matter and Consciousness. Cambridge: MIT Press/Bradford Books
Clausner, Timothy C. dan Croft, William. 1999. “Domains and image schemas”. Cognitive Linguistics. Vol. 10 No.1. hal. 1 – 31
Cohen, Ted. 2008. Thinking of Other: On the Talent for Metaphor. Princeton: Princeton University Press.
Cohen, L. J. 1979/1993. The Semantics of Metaphor. Dalam Ortony, A (ed.). Metaphor & Thought . Cambridge: Cambridge University Press.
Cook, John W. 1999. Wittgenstein, Empiricism, and Language. Oxford: Oxford University Press.
Cooper, David E. 2003. Meaning. Chesham: Acuman Publishing
Croft, William dan Cruse, Alan D. 2004. Cognitive Linguistics. Cambridge: CUP
Cruse, Alan. 2006. A Glossary of Semantics and Pragmatics. Edinburg: Edinburg University Press
Cummins, Robert. 2002. “Truth and meaning”. Dalam CampbellJ. K; O’Rourke, M; dan Shier, D(eds.) Meaning and Truth: Investigations in Philosophical SemanticsNew York: Seven Bridges Press.
Dafrizal dan Faridah Ibrahim. 2010. “Pembingkaian Metafora dan Isu Terorisme: Satu Interpretasi Konseptual”. CoverAge, Vol. 1, No. 1. hal. 33–45
Davidson, Donal. 1984. Inquiries into Truth and Interpretation. Oxford: Oxford University Press
______________ 1968/1984. “On saying that”. Dalam D. Davidson . Inquiries into Truth and Interpretation. Oxford: Oxford University Press
______________ 2005. Truth and Predication. Cambridge: The Belknap Press of Havard University Press
Davis, Wayne A. 2005. Nondescriptive Meaning and Reference: An Ideational Reference. Oxford: Claredon Press.
Dinneen, Francis P. 1995. General Linguistics. Washington: Georgetown University Press.
Dummett, Michael. 1976/2005. “What is a theory of meaning”. Dalam Evans, Gareth dan McDowell, John. (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press. Hal. 67-137.
Edi Subroto, D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press
______________ 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik (Buku 1, Pengantar Studi Semantik). Surakarta: Cakrawala Media
Evans, Gareth dan McDowell, John. 1976/2005. “Introduction”. Dalam  Gareth Evans dan John McDowell (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press.
Evans, Vyvyan dan Green, Melanie. 2006. Cognitive Linguistics: An Introduction. Edinburgh: Edinburgh University Press
Evans, Vyvyan. 2009. Lexical Concepts, Cognitive Models, and Meaning Construction. Oxford: Oxford University Press
_____________ 2011. “Language and cognition: the view from cognitive linguistics”. Dalam Vivian Cook dan Benedetta Basetti (eds.). Language and Bilingual Cognition. New York: Francis and Taylor. Hal. 69-108
______________ 2013. “Metaphor, lexical concepts and figurative meaning construction”. Cognitive Semioticshttp://www.vyvevans.net/#Papers
Endro Sutrisno. 2007. “Metafora dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA: Studi Kasus di tiga SMA di Surabaya”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Pascasarajana, Universitas Sebelas Maret.
Fillmore, Charles J. 1982. “Frame semantics”. Dalam The Linguistic Society of Korea (ed.). Linguistics in the Morning Calm: Selected Papers from SICOL-1981. Seoul: Hanshin. Hal.111–37
Finke, R.A. 1989. Principles of Mental Imagery. Cambridge: MIT Press
Fetzer, Anita. 2011. “Pragmatics as a linguistic concept”. Dalam Bublitz, Wolfram dan Norrick, Neal R (eds). Foundations of PragmaticsBerlin: De Gruyter Mouton. Hal. 23 – 50.
Fodor, Jerry. A. 1983. The Modularity of Mind. Cambridge: MIT Press
Fogelin, R. J. 1988. Figuratively Speaking. New Haven: Yale University Press
Forrester, Stefan. 2010. “Theories of metaphor in seventeenth and eighteenth-century British philosophy”. Literature Compas. Vol. 7 No. 8. Hal. 610-625.
FregeGottlob1914/1979“Logic in Mathematics” (Terj. P. Long dan R. White)Dalam H. Hermes, F. Kambartel, dan F Kaulbach (eds.). Gottlob Frege. Posthumous Witings. Oxford: Basil Blackwell
____________ 1892/1996. “On sense and nominatum”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition.  New York: Oxford University Press. Hal. 186-198.
Garcia-CarpinteroManuel2006. “Recanati on the semantics/pragmatics distinction”. CRITICA. Vol. 38, No. 112, hal .35-68
Gärdenfors, Peter. 1999. “Some tenets of Cognitive Semantics”. Dalam Allwood, Jens dan Gärdenfors, Peter (eds.). Cognitive Semantics: Meaning and Cognition. Amsterdam: John Benjamin. Hal. 19–36.
Geary, James. 2011. I Is an Other: The Secret Life of Metaphor and How It Shapes the Way We See the World. Ney York: Harper Collins.
Geeraerts, Dirk. 2006. “Introduction: a rough guide to Cognitive Linguistics”. Dalam Geeraerts, Dirk (ed.). Cognitive Linguistics: Basic Readings. Ney York: Mouton de Gruyter. Hal. 1–28
Gibbs, Raymond W. 1996“Why many concepts are metaphorical”. Cognition, 61. Hal. 309-319Elsevier.
_________________ 1994. The poetics of Mind: Figurative Thought, Language, and Understanding. Cambridge: Cambridge University Press
_________________ 2004Intentions in the Experience of Meaning. Cambridge: Cambridge University Press
_________________ (Ed.). 2008. The Cambridge Handbook of Metaphor and Thought. Cambridge: Cambridge University Press.
Gibbs, Raymond W dan Gerard J. Steen (eds.). 1997. Metaphor in Cognitive Linguistics. Amsterdam: John Benjamins.
Gibson, Martha I. 2004. From Naming to Saying. London: Blackwell
Giere, Ronald N. 2000. “Theories”. Dalam Newton-Smith, W. H (ed.) A  Companion  to the Philosophy of  Science. London: Blackwell
Glucksberg, Sam. 2001. Understanding Figurative Language: from Metaphors to Idioms. Oxford: Oxford University Press
Grice, H. P. 1957/1996. “Meaning”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition.  New York: Oxford University Press. Hal. 85 -91.
_________ 1969. “Utterer’s meaning and intention”. The Philosophical Review. Vol. 78, No. 2. Hal. 147-177
_________ 1975/1996. “Logic and conversation”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition.  New York: Oxford University Press. Hal. 156-167.
Goatly, Andrew. 1997. The Language of Metaphors. London: Routledge.
Haack, Susan. 1978. Philosophy of Logics. Cambridge: Cambridge University Press
Haiman, John. 1980. "Dictionaries and encyclopaedias". Lingua, 50. 377-88.
Haley, Michael Cabot. 1980. Concrete Abstraction: The Linguistic Universe of Metaphor. Dalam Ching, Marvin K. L, Haley, Michale C, dan Lunsford, Ronald F. Linguistic Perspective on Literature. London: Roudledge & Kegan Paul..
___________________ 1988. The Semeiosis of Poetic Metaphor. Bloomington: Indiana University Press.
Hanks, Patrick. 2006. “Metaphoricity is gradable”. Dalam Anatol Stefanowitsch dan Stefan Th. Gries (eds.). Corpus-based Approaches to Metaphor and Metonymy. New York: Mouton de Gruyter.
Hayes –Roth, Frederick. 1971. The Stiructure of Concepts. Cambridge: MIT Press
Hempel, Carl G. 1958. “The theoretician’s dilemma: a study in the logic of theory construction”. Dalam Feigl, Herbert; Scriven, Michael; dan Maxwell, Grover. (eds.) Concepts, Theories, and the Mind-Body Problem. Minneapolis: University of Minnesota
Haugh, Michael. 2002. “The intuitive basis of impliature: relevance theoretic implicitness versus Gricean implying”. Pragmatics. Vol. 12, No. 2, hal .117-134 
Hillix, William   A. dan L’Abate,  Luciano. 2012. “The Role of Paradigms in Science and Theory Construction”. Dalam L’Abate,  Luciano (ed.). Paradigms in Theory Construction. New York: Springer
Hiraga, Masako K. 2005. Metaphor and Iconocity: A Cognitive approach to analyzing text. New York: Palgrave Macmillan.
Hodges, Wilfrid. 1998. “Compositionality is not the problem”. Logic and Logical Philosophy. Vol. 6; hal. 7-33
Hurford, James R., Brendan Heasley, dan Michael B. Smith. 1984/2007. Semantics: A coursebook. (Edisi ke-2). Cambridge: Cambridge University Press
Iten, Corrine. 2005. Linguistic Meaning, Truth Conditions, and Relevance: The Case of Concessives. New York: Palgrave Macmillan
Jaccard, James dan Jacoby, Jacob. 2010. Theory Construction and Model-Building Skills: A Practical Guide for Social Scientists. New York: Guidford Press
Jackendoff,  Ray. 1983. Semantics and Cognition. Michigan: MIT Press.
______________ 1989. “What  is a  concept,  that a person may grasp it?” Mind and language. Vol. 4, No. 1, hal. 69-102.
______________ 2002Foundations of Language: Brain, Meaning, Grammar, EvolutionOxford: Oxford University Press.
Jakobson, Roman. 1956/1980. “Metalanguage as a linguistic problem” dalam Roman Jakobson, The Framework of Language. Michigan: Michigan Studies in the Humanities.
Johnson, Mark. 2005. “The philosophical significance of image schemas”. Dalam  Beate Hampe (ed.) bekerja sama dengan Joseph E. Grady. From Perception to Meaning:Image Schemas in Cognitive Linguistics. Berlin: Mouton de Gruyter
Kaplan, David. 1975/1996. “Dthat”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition.  New York: Oxford University Press.
____________ 1977/1989. “Demonstratives: an essay on the semantics, logics, metaphysics, and epistemology of demonstratives and other indexicals”. Dalam Joseph Almog, John Perry, dan Howard Wettstein (Eds.). Themes from Kaplan. Oxford: Oxford University Press.
Kadmon, N. 2001. Formal Semantics: Semantics, Pragmatics, Presupposition, and Focus. Oxford: Blackwell.
Katz, Albert N; Cacciari, Cristina; Gibbs, Raymond W; Turner, Mark. 1998. Figurative Language and Thought.  New York: Oxford University Press.
KearnsKate2000Semantics.  New York: Palgrave Macmillan.
Khairina Nasution. 2008. “Metafora dalam Bahasa Mandailing: Persepsi Masyarakat Penuturnya”. Linguistik Indonesia, Tahun ke 26, No. 1. Hal. 75–87
Kohtari, 2004. Research Methodology: Methods and Techniques. New Delhi: New Age International.
Kövecses, Zoltán. 2000. Metaphor and Emotion: Language, Culture, and Body in Human Feeling. Cambridge: Cambridge University Press.
______________ 2002. Metaphor: A Practical Introduction (1st Edition). Oxford: Oxford University Press.
______________ 2005. Metaphor in Culture: Universality and Variation. Cambridge: Cambridge University Press.
______________ 2010. Metaphor: A Practical Introduction (2nd Edition). Oxford: Oxford University Press.
KrachtMarkus. 2011Interpreted Language and CompositionalityNew YorkSpringer.
Lakoff, George dan Mark Johnson. 1980. Metaphors We Live By. Chicago:University of Chicago Press
Lakoff, George. 1991. “Cognitive versus generative linguistics: how commitments influence results”. Language and CommunicationVol11, No.1/2. Hal. 53-62
_____________ 1993. “The comtemporary theory of metaphor”. Dalam Andrew Ortony (ed.). Metaphor and Thought (2nd Edition). Cambridge: Cambridge University Press.
Langacker, Ronald W. 1987. Foundations of Cognitive Grammar. Vol. I. Stanford: Standford University Press
__________________ 2000a. Grammar and Conceptualization. Berlin and New York: Mouton de Gruyter.
__________________ 2000b. “Why a mind is necessary: conceptualization, grammar, dan linguistic semantics”. Dalam Liliana Albertazzi (ed.). Meaning and CognitionAmsterdamJohn Benjamins Publishing.
__________________ 2008. Cognitive Grammar: A Basic Introduction. Oxford: Oxford University Press.
__________________ 2009. Investigation in Cognitive Grammar. Berlin and New York: Mouton de Gruyter.
Larkin, Shirley. 2010. Metacognition in Young Children. London: Roudledge
Leech, Geoffrey. 1974/1981. Semantics: The Study of Meaning. Edisi ke-2. Middlesex: Penguin Books
Leezenberg, Michiel. 2001. Contexts of Metaphor. Amsterdam: Elsevier.
LeibnizGottfried Wilhelm von1765/1981New Essays on Human UnderstandingTerjemahan oleh Peter Remnant dan Jonathan Bennett. CambridgeCambridge University Press.
Lubis, Syahron. 2009. “Penerjemahan Teks Mangupa dari Bahasa mandailing ke Bahasa Inggris”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lunsford, Ronald F. 1980. Byron’s Spacial Metaphor: A Psycholinguistic Approach. Dalam Ching, Marvin K. L, Haley, Michale C, dan Lunsford, Ronald F. Linguistic Perspective on Literature. London: Roudledge & Kegan Paul.
Lycan, William G. 2000. Philosophy of Language: Contemporary Introduction. London: Routledge.
Lyons, J. 1987. “Semantics.” Dalam J. Lyons (ed.). New Horizons in linguistics.Vol. 2. London: Penguin. Hal. 152-178.
Margolis, Eric and Laurence, Stephen. 2012. "Concepts". Dalam Edward N. Zalta (ed.) The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Fall 2012 Edition)., URL = <http://plato.stanford.edu/archives/fall2012/entries/concepts/>.
Mason, Jennifer. 1996. Qualitative Researching. London: Sage Publication
Mathiessen, C. M. I. M. 2009. “Ideas and new direction” dalam Halliday, M. A. K dan Webster, Jonathan (eds). Continuum Companion to Systemic Functional Linguistics. New York: Continuum
Mathiessen, C. M. I. M; Teruya, Kazihiro; dan Lam, Marvin. 2010. Key Terms in Systemic Functional Linguistics. New York: Continuum
Merriam-Webster Dictionary.http://www.merriam-webster.com/dictionary
Maykut, Pamela dan Morehouse, Richard. 1994. Beginning Qualitative Research: A Philosophic and Practical Guide. London: The Falmer Press.
McDowell, John. 1976/2005. “Truth conditions, bivalence, and verificationism”. Dalam Gareth Evans dan John McDowell (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press
McGlone, Matthew S. 2007. “What is the explanatory value of a conceptual metaphor”. Language and Communication, Vol.27, Hal. 109–126.
Mill, John Stuart. 1882/2009. A System of Logic: Ratioconative and Inductive. Edisi ke-8. New York: Harper and Brothers
Morris, Michael. 2007. An Introduction to the Philosophy of Language. Cambridge: Cambridge University Press
Moss, Helen E; Tyler, Lorraine K; dan Taylor, Kirsten I2007. “Conceptual structure”. Dalam M. Gareth Gaskell (ed.) Oxford Handbook of PsycholinguisticsOxford: Oxford University Press, hal. 217-234
Nerlich, Brigitte dan David D. Clarke. 2001. “Mind, meaning, and metaphor: the philosophy and psychology of metaphor in 19th century Germany”. History of the Human Sciences, Vol.14, No.2, Hal.39–61
Newman, Sara J. 2001. “Aristotle’s definition of rethoric in the Rethoric: the metaphors and their message”. Written Communication, Vol.18, No.1, Hal. 3–25.
Obitko, Marek. 2007. “Translations between Ontologies in Multi-Agent Systems”. Ph.D. dissertation. Faculty of Electrical Engineering, Czech Technical University in Prague.
Ogden, C. K dan Richards, I. A. 1923/1946. The Meaning of Meaning: A Study of the Influence of Language upon Thought and of the Science of Symbolism. Edisi ke-8. New York: A Harvest Book
Panther, Klaus-Uwe dan Radden, Gunter. 2011. “Introduction: reflection on motivation revisited”. Dalam Panther, Klaus-Uwe dan Radden, Gunter  (eds.). Motivation in Grammar and the Lexicon. Amsterdam: John Benjamins Publishing. Hal. 1–26.
Partee, Barbara H. 2004. Compositionality in Formal Semantics: Selected Papers by Barbara H. Partee . Oxford: Blackwell
Patterson, Douglas. 2012. Alfred Tarski: Philosophy of Language and Logic. New York: Palgrave Macmillan
Potts, Christopher. 2005. The Logic of Conventional Implicatures. Oxford: Oxford University Press
PrandiMichele2004The Building Blocks of Meaning: Ideas for a Philosophical GrammarAmsterdamJohn Benjamins Publishing
PredelliStefano2001Contexts: Meaning, Truth, and the Use of LanguageOxfordClaredon Press
Putnam, Hilary. 1975. Mind, Language, and Reality: Philosophical Papers. Vol.2. Cambridge: CUP.
Quine, Willard Van Orman. 1953/1961. From A Logical Point of View. Edisi ke-2. New York: Harper Torchbooks
______________________ 1960. Word and Object. Cambridge: MIT Press
______________________ 1970/1986. Philosophy of Logic. Edisi ke-2. New York: Harper Torchbooks
Rand, Ayn. 1966. Introduction to Objectivist Epistemology. New York: A Meridian Book
Recanati, Francois. 2004. Literal Meaning. Oxford: Oxford University Press.
_______________ 2005. “Literalism and contextualism: some varieties”. Dalam Gerhard Preyer dan Georg Peter (eds.). Contextualism in Philosophy: Knowledge, Meaning, and Truth. Oxford: Clarendon Press
_______________ 2007. Perspectival Thought: A Plea for (Moderate) Relativism. Oxford: Oxford University Press.
_______________ 2010. Truth Conditonal Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.
Riemer, Nick. 2010. Introducing Semantics. Cambridge: Cambridge University Press.
Romero, Esther dan SoriaBelen. 2003Cognitive Metaphor Theory Revisited. Makalah disajikan pada the II Latin Meeting for Analytic Philosophy in Aix en Provence (13-15 November 2003).
____________________________ 2007aMetaphors: What is Said or What is Implicated?. Makalah disajikan pada the Riga Conference on Metaphor dan the 15th Annual Meeting of the ESSP di Geneva.
____________________________ 2007b“A View of Novel Metaphor in the Light of Recanati’s Proposals”Dalam María José Frápolli (ed.). Saying, Meaning and Referring: Essays on François Recanati's Philosophy of Language. New York: Palgrave Macmillan. (hal. 145-159)
Rohrer, Tim. 2007. “Embodiment and experientialism”. Dalam Dirk Geeraerts dan  Hubert Cuyckens. The Oxford Handbook Of Cognitive Linguistics. Oxford: Oxfor University Press. Hal. 25 – 47.
Rudi Hartono. 2011. “Penerjemahan Idiom dan Gaya Bahasa (Metafora, Kiasan, Personifikasi, Aliterasi) dalam Novel  ‘To Kill a Mockingbird’ Karya Harper Lee dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia (Pendekatan Kritik Holistik)”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Ruhl, Charles. 1989. On Monosemy: A Study in Linguistic Semantics. NewYork: State University of New York Press.
Russell, Bertrand. 1922/2001. “Introduction” dalam Wittgenstein,  Ludwig Tractatus Logico-Philosophicus. Terjemahan oleh D. F. Pears dan B. F. McGuinness.  London: Roudledge.
Saeed, John I. 2003. SemanticsEdisi ke-2. London: Blackwell.
Sauerland, Uli dan Stateva, Penka. 2007. “Introduction”. Dalam Uli Sauerland dan Penka Stateva (eds.). Presupposition and Implicature in Compositional Semantics.  New York: Palgrave Macmillan
Schartz, Bennett L. dan Perfect, Timothy J. 2004. “Introduction: toward and applied metacognition”. Dalam Perfect, Timothy J. dan Schartz, Bennett L. (eds.). Appled Metacognition. Cambridge: Cambridge University Press.
Schiappa, Edward. 2003. Defining Reality Definitions and the Politics of Meaning. Carbondale: Southern Illinois University Press
Searle, John R. 1978. “Literal meaning”. ErkenntnisVol. 13.  Hal. 207-224
___________ 1975/1996. “Indirect speech act”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. (3rd Edition).  New York: Oxford University Press.
___________ 1975/1996. “Indirect speech act”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. (3rd Edition).  New York: Oxford University Press.
___________ 1979/1993. “Metaphor”. Dalam Ortony, Andrew (ed.). Metaphor and Thought. 2nd edition. Cambridge: Cambridge University Press.
___________ 2008Philosophy in A New Century: Selected EssaysCambridge: Cambridge University Press.
Smith, L. 1986. Behaviorism and Logical Positivism: A Reassessment of Their Alliance. Stanford: Stanford University Press.
Speaks, Jeff. 2011. "Theories of Meaning", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Summer 2011 Edition), Edward N. Zalta (ed.), URL = <http://plato.stanford.edu/archives/sum2011/entries/meaning/>.
Sperber, Dan dan Wilson, Deirdre. 1995. Relevance: Communication and Cognition. Edisi ke-2. Oxford: Blackwell.
Stern, Josef. 2000. Metaphor in Context. Cambridge: The MIT Press.
__________ 2006. “Metaphor, literal, literalism”. Mind and Language, Vol.21, No.3, Hal.243–279.
__________ 2009. “Metaphor and minimalism”. Philos StudSpringer, DOI 10.1007/s11098-009-9486-3
Sudaryanto. 1983. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola-Urutan. Jakata: Djambatan.
__________ 1993. Metode dan Aneka Teknis Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
__________ 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
Talmy, Leonard. 2000. Toward A Cognitive Semantics Volume I: Concept Structuring Systems. Cambridge: MIT Press
Tarski, Alfred. 1944/1986. “The semantic conception of truth and the foundations of semantics”. Dalam Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition.  New York: Oxford University Press. Hal. 61 – 84.
____________ 1956. Logic, Semantics, Metamathematics: Papers from 1923 to 1938. Terjemahan oleh J. H. Woodger. Oxford: The Claredon Press
Tendahl, Markus. 2009. A Hybrid Theory of Metaphor: Relevance Theory and Cognitive Linguistics. Hampshire:Palgrave Macmillan
Verhaar, J. W. M. 1970. Teori Linguistik dan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius.
Verhagen, Arie. 2007. “Construal And Perspectivization”. Dalam Dirk Geeraerts dan  Hubert Cuyckens. The Oxford Handbook Of Cognitive Linguistics. Oxford: Oxfor University Press.
Vygotsky, Lev. 1934/1986. Language and Thought. Massachusette: MIT Press
Wahab, Abdul. 1991. Isu Linguistik: Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga University Press.
Weiskopf, Daniel A. 2011. “The theory theory of concepts”. Internet Encyclopedia of Philosphy.  http://www.iep.utm.edu/th-th-co/  diakses 14 Mei 2011
Wilson, D. dan Sperber, D. 2000. “Truthfulness and Relevance” UCL Working Papers in Linguistics , Vol. 12,  hal. 215-254.
Wittgenstein,  Ludwig. 1922/2001. Tractatus Logico-Philosophicus. (Dengan Pengantar dari Bertrand Russell). Terjemahan oleh D. F. Pears dan B. F. McGuinness.  London: Roudledge.
____________________ 1953/1986. Philosophical  Investigations (edisi ke-2). Terjemahan oleh G.  E.  M.  Anscombe dari tulisan Wittgenstein 1945-1949. Oxford: Basil Blackwell.
Wijana, I Dewa Putu. 1997. “Slogan sebagai wacana persuasif: Studi kasus wacana kampanye pemilihan BEM dan SM Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1996”. Humaniora. Vol.IV. Hal. 26-31.


Zaimar, Okke Kusuma Sumantri. 2002. “Majas dan pembentukannya”. Makara, Sosial Humaniora. Vol. 6, No. 2, hal. 45–57.

No comments:

Post a Comment