(Kusmanto, Joko. 2014. Konsep-konsep Teoretis Tuturan Metaforis dalam Semantik, Pragmatik, dan Linguistik Kognitif: Kajian Metalingual Lokus Makna dan Kebermaknaan Tuturan Metaforis dalam Linguistik Teoretis. Disertasi tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.)
Pada umumnya – bahkan
dapat dikatakan taken for granted –
kajian semantik senantiasa dinisbahkan pada permasalahan kajian meaning dalam pengertian kajian terhadap
“arti literal”. Lebih dari itu, “arti literal” telah menjadi kata kunci yang
membedakan semantik dari pragmatik. Lyons (1987:157), misalnya, mengatakan
bahwa “semantics deals with literal, and
pragmatics with non-literal, meaning. Hal serupa juga dikatakan oleh Kadmon
(2001:3) bahwa “semantics only covers
‘literal meaning’. Pragmatics has to do with language use, and with ‘going
beyond the literal meaning’”. Semua penjelasan di atas selalu
menggandengkan arti literal dengan kajian semantik, sementara arti non-literal
dengan kajian pragmatik.
Meskipun keliteralan
merupakan kata kunci baik dalam kajian semantik maupun dalam kajian pragmatik,
pengertian “arti literal” sejauh ini hanya bersifat taken for granted. Oleh karena itu, sesungguhnya yang perlu
mendapat pembahasan lebih mendalam justru berkaitan dengan pengertian istilah
“arti literal” itu sendiri. Pasangan istilah “arti literal/arti non-literal”
itu sendiri berkaitan sangat erat dengan sejumlah istilah lain, yaitu “arti
konvensional/arti non-konvensional”, “arti bebas konteks/arti kontekstual”,
“kalimat/tuturan”, dan “arti kalimat/maksud penutur”. Karena itulah Wilson and
Sperber (2002:250) menyatakan bahwa “the
notion of literal meaning, which plays such a central role in most theories of
language use, is unclear in many respects”.
Pada umumnya istilah
“arti literal” diberi pengertian secara teoretis sebagai ‘arti pada tataran
tipe-kalimat’ (meaning of type-level
sentence) (Borg, 2004; Recanati,
2004). Karena “arti literal” merupakan objek kajian semantik dan kajian
semantik adalah kajian yang bebas konteks, maka “arti literal” juga dikaitkan
dengan pengertian arti kalimat yang bebas konteks. Berdasarkan penjelasan
singkat tersebut kita dapat melihat adanya rentetan logis dengan
istilah-istilah teoretis lain yang saling terkait, yaitu semantik, arti
literal, bebas konteks, dan arti tipe-kalimat. Rentetan logis tersebut dapat
kita parafrasakan bahwa “arti literal” adalah ‘arti yang bersifat bebas konteks
dan itu terdapat pada arti tipe-kalimat’. Parafrasa tersebut berkaitan dengan
prinsip komposisionalitas dan kemurnian semantik yang telah dibahas pada bagian
C.1.a (hal.95). Sesuai dengan prinsip komposisionalitas, “arti literal kalimat”
adalah ‘arti yang semata-mata dibangun oleh arti komponen penyusunnya – baik
leksem maupun morfem – dan kaidah sintaktis yang menggabungkannya’. Sementara
itu, sesuai dengan prinsip kemurnian semantik “arti literal kalimat” adalah
‘arti tipe-kalimat yang berlaku untuk semua konteks atau tidak terikat dengan
konteks tertentu’.
Salah satu komponen inti
yang terdapat dalam pengertian arti literal sebagaimana telah dijelaskan adalah
komponen bebas konteks. Komponen bebas konteks tersebut juga merupakan komponen
dalam pengertian istilah ‘tipe-kalimat’. Artinya, sebuah kalimat memiliki arti
lingual yang bersifat tetap dan tidak dipengaruhi oleh konteks. Contoh arti
literal kalimat terdapat pada kalimat
(6).
(6) Pamanku sedang memotong rumput.
Secara intuitif penutur bahasa Indonesia
mengetahui arti setiap kata dan morfem yang terdapat dalam (6) dan juga
mengetahui arti kalimat tersebut secara keseluruhan berdasarkan setiap arti
kata dan morfemnya serta bagaimana kata dan morfem tersebut disusun. Tanpa
disertai suatu konteks, kalimat () memiliki arti yang dikatakan sebagai “arti
literal”. Secara intuitif penutur bahasa Indonesia mengetahui arti pamanku, memotong, dan rumput
dalam (6) yang dikatakan memiliki arti literal. Satuan lingual pamanku berarti ‘kakak atau adik
laki-laki ayah atau ibu’ dan bukan lainnya, satuan lingual memotong yang berarti ‘suatu aktivitas tertentu yang disebut
memotong’, dan rumput yang berarti ‘satu jenis tanaman yang disebut rumput dan
biasa di tanam di halaman rumah’ serta tidak diartikan selain dari arti
tersebut.
Akan tetapi, pengetahuan
intuitif tersebut pada hakikatnya tidak memberitahu kita apa sesungguhnya wujud
arti itu. Jika penutur bahasa Indonesia ditanya Tahu arti memotong dalam (6)?, dapat dipastikan semua akan
memberikan jawaban ya. Ketika diminta
untuk menjelaskan arti memotong,
salah satu cara terbaik untuk menjelaskannya adalah dengan memberikan contoh
praktik secara langsung arti memotong
dalam kalimat (6) tersebut. Cara penjelasan itu secara sepintas memuaskan dan
menunjukkan apa arti literal kalimat (6). Untuk lebih jelasnya, kalimat-kalimat
(7) dapat digunakan untuk mempertanyakan hakikat pengertian arti literal.
(7) a. Pamanku
sedang memotong rumput.
b. Pamanku
sedang memotong kuku adik.
c. Pamanku
sedang memotong kue.
d. Pamanku
sedang memotong kertas.
e. Pamanku
sedang memotong kawat besi.
Jika kalimat-kalimat (7)
dipahami sebagaimana adanya tanpa melibatkan konteks, maka pemahaman penutur
bahasa Indonesia tersebut adalah arti literal dari setiap kalimat dalam (7).
Akan tetapi, secara intuitif penutur bahasa Indonesia mengetahui bahwa satuan
lingual memotong dalam (7) memiliki
arti yang berbeda-beda. Jika bahasa mengandung satu bentuk pengertian (Edi
Subroto, 2011), maka bentuk pengertian satuan lingual memotong dalam (7) berbeda-beda. Arti satuan lingual memotong dalam memotong rumput jelas mengandung satu bentuk pengertian yang
berbeda dari memotong dalam memotong kue, dan begitu juga dengan
lainnya. Recanati (2010:29-32) menyebut keadaan itu sebagai “fleksibilitas
semantik” (semantic flexibility).
Fenomena tersebut tidak hanya mempertanyakan hakikat ‘arti literal’ tetapi juga
prinsip komposisionalitas, yaitu bahwa meaning
suatu kalimat tidak hanya bersifat buttom-up
tetapi juga bersifat top-down.
Hakikat arti literal
juga dipertanyakan dan dikritik oleh Searle (1978:207) yang menyatakan bahwa
The view I shall be attacking is
sometimes expressed by saying that the literal meaning of a sentence is the
meaning that it has in the 'zero context' or the 'null context'. I shall argue
that for a large class of sentences there is no such thing as the zero or null
context for the interpretation of sentences
Pendapat Searle tersebut menunjukkan bahwa pada
hakikatnya arti sebuah satuan lingual tidak dapat dipisahkan dari konteks sama
sekali. Hal itu disebabkan arti sebuah satuan lingual tidak datang begitu saja
berada pada satuan lingual. Arti yang kemudian menjadi pengetahuan internal
kebahasaan penutur diabstraksikan dari berbagai penggunaannya dalam konteks.
Oleh karena itu, Davidson (1984:273) mengatakan bahwa
a theory of language is at buttom a
theory of linguistic use, that is, a theory of utterance to be explained as a
species of rational acts ultimately performed for the purpose of communication
Jika secara intuitif
penutur bahasa Indonesia dikatakan mengetahui arti satuan lingual memotong sama sekali tanpa konteks atau
terbebas dari konteks, maka pengetahuannya tersebut tidak mengandung suatu
pengertian yang tidak dapat dievaluasi kebenarannya (truth-evaluable). Pengetahuan intuitif arti memotong tersebut menjadi dapat dievaluasi kebenarannya ketika
disandingkan dengan satuan lingual lain seperti pada (7). Oleh karena itu, apa
sesungguhnya bentuk pengetahuan tersebut? Pengetahuan intuitif arti memotong tersebut pada hakikatnya
merupakan abstraksi dari penggunaan satuan lingual memotong yang disandingkan dengan berbagai satuan lingual lainnya
sebagaimana dikatakan oleh Davidson (1984) di atas. Untuk membedakan dengan
arti memotong yang dapat dievaluasi
kebenrannya, pengetahuan intuitif penutur yg belum dapat dievaluasi kebenrannya
tersebut dapat disamakan dengan pengetahuan penutur bahasa Indonesia terhadap
arti leksem[1] ‘POTONG’. Wujud arti
dalam pengertian inilah yang sesung-guhnya bebas konteks dan tetap sama di
dalam setiap penggunaan.
Berdasarkan pembahasan
ini, dapat disimpulkan bahwa secara intuitif penutur bahasa Indonesia
mengetahui bahwa ‘POTONG’ memiliki satu arti tertentu dalam bahasa Indonesia.
Akan tetapi, apa yang dimengerti oleh penutur bahasa Indonesia tentang ‘POTONG’
tersebut tidak bersifat nonreferensial dalam arti pengacuan yang spesifik.
Hanya ketika arti ‘POTONG’ tersebut berujud dalam bentuk memotong rumput, memotong
kertas, atau memotong rambut,
pengetahuan penutur tentang arti ‘POTONG’ tersebut menjadi referensial secara
spesifik. Dalam pengertian ini, satuan lingual memotong dalam memotong
rumput, memotong kertas, dan memotong rambut memiliki referen
spesifik yang berbeda-beda. Apakah dengan demikian satuan lingual memotong dalam (7.a)–(7.f) merupakan
satuan lingual yang berbeda? Tentu saja penutur bahasa Indonesia secara
intuitif akan menyatakan semuanya sebagai satuan lingual yang sama.
Hal yang sama juga dapat
dibuktikan dari satuan lingual seperti besar.
Satuan lingual besar secara bebas
konteks memiliki satu arti tertentu yang tidak bersifat referensial secara
spesifik. Akan tetapi, ketika satuan lingual besar digunakan dalam satu lingkungan lingual tertentu seperti
dalam (8), satuan lingual besar
membahasakan sesuatu yang berbeda-beda.
(8) a. Pohon
itu besar.
b. Ada
tikus besar di lubang itu.
c. Gajah
itu besar.
Tampak bahwa masing-masing satuan lingual besar yang terdapat dalam (8) mengacu
pada sesuatu yang bervariasi. Ukuran besar untuk masing-masing satuan lingual besar dalam (8) tersebut berbeda-beda.
Berdasar-kan contoh-contoh itu, apakah satuan lingual besar dalam (8.a)– (8.c) adalah satuan lingual yang berbeda?
Sebagaimana dengan satuan lingual memotong,
secara intuitif penutur bahasa Indonesia juga akan menyatakan bahwa ketiga
satuan lingual besar dalam (8) adalah
satuan lingual yang sama meskipun ketiganya mengacu pada sesuatu yang
berbeda-beda.
Pembahasan tersebut
menunjukkan bagaimana istilah “arti literal” memang sebuah istilah yang belum
jelas (Wilson and Sperber, 2002). Jika “arti literal” dipahami sebagai arti
lingual yang bebas konteks, apakah satuan lingual memotong dalam (7) dan satuan lingual besar dalam (8) dikatakan sebagai satuan lingual yang memiliki arti
non-literal karena masing-masing mengacu pada referen yang berbeda. Jika ukuran
bebas konteks diterapkan, maka “arti literal” mengacu pada pengetahuan intuitif
penutur bahasa Indonesia tentang arti yang bersifat nonreferensial secara
spesifik dalam bentuk leksem POTONG. Akan tetapi, sepertinya pengertian “arti
literal” yang dimaksudkan dalam berbagai literatur semantik tidaklah demikian.
Cruse (2006:96-97) menyatakan bahwa arti literal adalah di antara tiga
kemungkinan, yaitu (i) arti default,
(ii) arti yang dijadikan sumber arti
lainnya, dan (iii) arti yang lebih dasar dari arti lainnya.
Perlu
diperhatikan bahwa perbedaan referen yang terdapat pada satuan lingual memotong dalam (7) dan besar dalam (8) sama sekali mengabaikan
maksud penutur dengan tuturannya. Perbedaan tersebut semata-mata dipicu oleh
relasi antara konstituen di dalam kalimat (7) dan (8). Demikian juga, di antara
arti-arti tersebut tidak dapat ditentukan manakah yang dapat dijadikan sebagai
(i) arti default-nya, dan (ii) arti
yang lebih dasar. Berdasarkan contoh satuan lingual memotong dalam (7) dan besar
(dalam (8), tampak bahwa pengertian tradisional “arti literal” sebagai ‘arti
satuan lingual bebas konteks’ memiliki permasalahan dan permasalahan yang
terpenting adalah inkonsistensi pengertian “arti literal”, sebagaimana
dikatakan oleh Bӧrjesson (2011:211) bahwa
the reasons for abandoning the traditional notion of literal
meaning …… most importantly the fact that the traditional characterisation of
literal meaning is inconsistent”
[1] Istilah leksem di dalam
morfologi berkaitan dengan paradigma infleksional sebuah kata, namun di dalam
penelitian ini, istilah ini digunakan untuk mengacu pada akar semua satuan
lingual yang mengandung unsur POTONG baik dalam paradigma infleksional maupun
derivasional. Fokus penggunaan di dalam penelitian ini adalah dalam kaitannya
dengan pembentukan makna satuan lingual.
Daftar referensi yang digunakan dalam disertasi
Abbott, Barbara. 2010. Reference. Oxford: Oxford University Press.
Akmajian, Adrian; Richard A. Demers; Ann K. Farmer; Robert M. Harnish. 2001. Linguistics:An Introduction to Language and Communication. Edisi ke-5. Cambridge: The MIT Press
Ali Imron Al-Ma’ruf. 2009. “Kajian Stilistika Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Perspektif Kritik Holistik”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Allott, N. & Textor, M. 2012. “Lexical pragmatic adjustment and ad hoc concepts”. International Review of Pragmatics,Vol. 4 No.2. hal. 185–208.
Almog, Joseph; Perry, John dan Wettstein, Howard (Eds.). 1989. Themes from Kaplan. Oxford: Oxford University Press.
Austin, J. L. 1961/1996. “Performative utterances”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 120 – 129.
__________ 1962. How To Do Things With Words (The Willian James Lectures delivered at Harvard University in 1955). Oxford: ClaredonPress.
Ayer, A. J. 1936/1971. Language, Truth, and Logic. London: Penguin Books.
Ayoob, Emily. 2007. "Black & Davidson on Metaphor," Macalester Journal of Philosophy. Vol. 16: No. 1, hal. 56-64.
Badudu, J. S. dan Zain, Sutan Muhammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Barsalou, Laurence. 1983. “Ad hoc categories”. Memory & Cognition, Vol.11 No.3. Hal. 211 – 227.
________________. 2010. “Ad hoc categories”. Dalam P.C. Hogan (ed.). The Cambridge Encyclopedia of the Language Sciences. New York: Cambridge University Press. Hal. 86–87
Bezuidenhout, A. 2001. “Metaphor and what is said: a defense of a direct expression view of metaphor. Dalam P. A. French dan H. K. Wettstein (eds.), Midwest Studies in Philosophy (Vol.25): Figurative Language. Boston: Blackwell. Hal.156–186.
Black, M. 1979/1993. “More on Metaphor”. Dalam Ortony, A (ed.). Metaphor & Thought . Cambridge: Cambridge University Press.
Blackburn, Simon. 2005. Truth: A Guide for the Perplexed. London: Penguin.
Bloomfield, Leonard. 1933. Language. New York: Henry Holt
Boeckx, Cedric. 2006. Linguistic Minimalism: Origins, Concepts, Methods, and Aims. Oxford: Oxford University Press
Borg, Emma. 2001. “An expedition abroad: metaphor, thought, and reporting”. Dalam P. French dan H Wettstein (eds.). Studies in Philosophy XXV. Oxford: Blackwell. Hal. 227-248
___________ 2004. Minimal Semantics. Oxford: Oxford University Press
___________ 2007. “Minimalism versus Contextualism in Semantics”. Dalam Gerhard Preyer dan Georg Peter (eds.). Context-Sensitivity and Semantic Minimalism: New Essays on Semantics and Pragmatics. Oxford: Oxford University Press
Bӧrjesson, Kristin. 2011. “The Notions of Literal and Non-literal Meaning in Semantics and Pragmatics” Disertasi. Der Philologischen Fakultat, der Universitat Leipzig
Bowerman, M. 1976. “Semantic factors in the acquisition of rules for word use and sentence construction”. Dalam Morehead, D dan Morehead, A (Eds.). Directions In Normal and Deficient Language Development. Baltimore: University Park Press.
Brown, Harold I. 2007. Conceptual Systems. London: Routledge
Bühler, Karl. 1934/2011. Theory of Language: The representational function of language. Amsterdam: John Benjamins.
Camp, Elisabeth. 2005. “Josef Stern, Metaphor in Context”. NOUS. Vol. 39, No.4, hal. 715–731
_____________ 2006a. “Contextualism, metaphor, and what is said”. Mind & Language. Vol. 21, No. 3, hal. 280–309.
_____________ 2006b. “Metaphor in the mind: the cognition of metaphor”. Philosophy Compass. Vol. 1, No.2, hal. 154–170
Campbell, J. K; O’Rourke, M; dan Shier, D. (eds.) 2002. Meaning and Truth: Investigations in Philosophical Semantics. New York: Seven Bridges Press
Cappelan, Herman dan Lepore, Ernie. 2005. Insensitive Semantics: A Defence of Semantic Minimalism and Speech Act Pluralism. Oxford: Blackwell
Carnap, Rudolf. 1942. Introduction to Semantics. Massachusette: Harvard University Press
______________ 1956. “A methodological character of theoretical concept”. Dalam Feigl, Herbert dan Scriven, Michael (eds.) The Foundations of Science and the Concepts of Psychology and Psychoanalysis. Minneapolis: University of Minnesota
Carston, Robyn. 1997. “Enrichment and Loosening: Complementary Processes in Deriving the Proposition Expressed?”. Dalam Eckard Rolf (ed.). Pragmatik: Implikaturen und Sprechate. VS Verlag für Sozialwissenschaften, hal. 103- 127.
_____________ 2010a. “Lexical pragmatics, ad hoc concepts and metaphor: from a relevance theory perspective”. Italian Journal of Linguistics. Vol, 22, No. 1, hal. 153 - 180.
_____________ 2010b. “Metaphor: Ad Hoc Concepts, Literal Meaning, and Mental Image”. Proceedings of The Aristotelian Society. Vol. CX, Part. 3, hal. 297- 323.
_____________ 2012. “Metaphor and the literal/nonliteral distinction”. Dalam K Allan dan K.K. Jaszczolt (eds.). The Cambridge Handbook of Pragmatics. Cambridge : Cambridge University Press
Chapman, Siobhan. 2000. Philosophy for Linguists: An Introduction. London: Routledge
________________ 2008. Language and Empiricism: After the Vienna Circle. New York: Palgrave Macmillan
Chi, Michelene T. H. dan Roscoe, Rod D. 2002. “The Process and Challenges of Conceptual Change”. Dalam Limón, Margarita dan Mason, Lucia (eds). Reconsidering Conceptual Change: Issues in Theory and Practice. New York: Kluwer Academic Publisher
Chomsky, Noam. 1957. Syntactic Structures. Paris: Mouton.
______________ 1965. Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge: MIT Press
______________ 1995. Minimalist Program. Cambridge: MIT Press
Churchland, P. 1988. Matter and Consciousness. Cambridge: MIT Press/Bradford Books
Clausner, Timothy C. dan Croft, William. 1999. “Domains and image schemas”. Cognitive Linguistics. Vol. 10 No.1. hal. 1 – 31
Cohen, Ted. 2008. Thinking of Other: On the Talent for Metaphor. Princeton: Princeton University Press.
Cohen, L. J. 1979/1993. The Semantics of Metaphor. Dalam Ortony, A (ed.). Metaphor & Thought . Cambridge: Cambridge University Press.
Cook, John W. 1999. Wittgenstein, Empiricism, and Language. Oxford: Oxford University Press.
Cooper, David E. 2003. Meaning. Chesham: Acuman Publishing
Croft, William dan Cruse, Alan D. 2004. Cognitive Linguistics. Cambridge: CUP
Cruse, Alan. 2006. A Glossary of Semantics and Pragmatics. Edinburg: Edinburg University Press
Cummins, Robert. 2002. “Truth and meaning”. Dalam Campbell, J. K; O’Rourke, M; dan Shier, D. (eds.) Meaning and Truth: Investigations in Philosophical Semantics. New York: Seven Bridges Press.
Dafrizal dan Faridah Ibrahim. 2010. “Pembingkaian Metafora dan Isu Terorisme: Satu Interpretasi Konseptual”. CoverAge, Vol. 1, No. 1. hal. 33–45
Davidson, Donal. 1984. Inquiries into Truth and Interpretation. Oxford: Oxford University Press
______________ 1968/1984. “On saying that”. Dalam D. Davidson . Inquiries into Truth and Interpretation. Oxford: Oxford University Press
______________ 2005. Truth and Predication. Cambridge: The Belknap Press of Havard University Press
Davis, Wayne A. 2005. Nondescriptive Meaning and Reference: An Ideational Reference. Oxford: Claredon Press.
Dinneen, Francis P. 1995. General Linguistics. Washington: Georgetown University Press.
Dummett, Michael. 1976/2005. “What is a theory of meaning”. Dalam Evans, Gareth dan McDowell, John. (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press. Hal. 67-137.
Edi Subroto, D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press
______________ 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik (Buku 1, Pengantar Studi Semantik). Surakarta: Cakrawala Media
Evans, Gareth dan McDowell, John. 1976/2005. “Introduction”. Dalam Gareth Evans dan John McDowell (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press.
Evans, Vyvyan dan Green, Melanie. 2006. Cognitive Linguistics: An Introduction. Edinburgh: Edinburgh University Press
Evans, Vyvyan. 2009. Lexical Concepts, Cognitive Models, and Meaning Construction. Oxford: Oxford University Press
_____________ 2011. “Language and cognition: the view from cognitive linguistics”. Dalam Vivian Cook dan Benedetta Basetti (eds.). Language and Bilingual Cognition. New York: Francis and Taylor. Hal. 69-108
______________ 2013. “Metaphor, lexical concepts and figurative meaning construction”. Cognitive Semiotics. http://www.vyvevans.net/#Papers
Endro Sutrisno. 2007. “Metafora dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA: Studi Kasus di tiga SMA di Surabaya”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Pascasarajana, Universitas Sebelas Maret.
Fillmore, Charles J. 1982. “Frame semantics”. Dalam The Linguistic Society of Korea (ed.). Linguistics in the Morning Calm: Selected Papers from SICOL-1981. Seoul: Hanshin. Hal.111–37
Finke, R.A. 1989. Principles of Mental Imagery. Cambridge: MIT Press
Fetzer, Anita. 2011. “Pragmatics as a linguistic concept”. Dalam Bublitz, Wolfram dan Norrick, Neal R (eds). Foundations of Pragmatics. Berlin: De Gruyter Mouton. Hal. 23 – 50.
Fodor, Jerry. A. 1983. The Modularity of Mind. Cambridge: MIT Press
Fogelin, R. J. 1988. Figuratively Speaking. New Haven: Yale University Press
Forrester, Stefan. 2010. “Theories of metaphor in seventeenth and eighteenth-century British philosophy”. Literature Compas. Vol. 7 No. 8. Hal. 610-625.
Frege, Gottlob. 1914/1979. “Logic in Mathematics” (Terj. P. Long dan R. White). Dalam H. Hermes, F. Kambartel, dan F Kaulbach (eds.). Gottlob Frege. Posthumous Witings. Oxford: Basil Blackwell
____________ 1892/1996. “On sense and nominatum”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 186-198.
Garcia-Carpintero, Manuel. 2006. “Recanati on the semantics/pragmatics distinction”. CRITICA. Vol. 38, No. 112, hal .35-68
Gärdenfors, Peter. 1999. “Some tenets of Cognitive Semantics”. Dalam Allwood, Jens dan Gärdenfors, Peter (eds.). Cognitive Semantics: Meaning and Cognition. Amsterdam: John Benjamin. Hal. 19–36.
Geary, James. 2011. I Is an Other: The Secret Life of Metaphor and How It Shapes the Way We See the World. Ney York: Harper Collins.
Geeraerts, Dirk. 2006. “Introduction: a rough guide to Cognitive Linguistics”. Dalam Geeraerts, Dirk (ed.). Cognitive Linguistics: Basic Readings. Ney York: Mouton de Gruyter. Hal. 1–28
Gibbs, Raymond W. 1996. “Why many concepts are metaphorical”. Cognition, 61. Hal. 309-319. Elsevier.
_________________ 1994. The poetics of Mind: Figurative Thought, Language, and Understanding. Cambridge: Cambridge University Press
_________________ 2004. Intentions in the Experience of Meaning. Cambridge: Cambridge University Press
_________________ (Ed.). 2008. The Cambridge Handbook of Metaphor and Thought. Cambridge: Cambridge University Press.
Gibbs, Raymond W dan Gerard J. Steen (eds.). 1997. Metaphor in Cognitive Linguistics. Amsterdam: John Benjamins.
Gibson, Martha I. 2004. From Naming to Saying. London: Blackwell
Giere, Ronald N. 2000. “Theories”. Dalam Newton-Smith, W. H (ed.) A Companion to the Philosophy of Science. London: Blackwell
Glucksberg, Sam. 2001. Understanding Figurative Language: from Metaphors to Idioms. Oxford: Oxford University Press
Grice, H. P. 1957/1996. “Meaning”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 85 -91.
_________ 1969. “Utterer’s meaning and intention”. The Philosophical Review. Vol. 78, No. 2. Hal. 147-177
_________ 1975/1996. “Logic and conversation”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 156-167.
Goatly, Andrew. 1997. The Language of Metaphors. London: Routledge.
Haack, Susan. 1978. Philosophy of Logics. Cambridge: Cambridge University Press
Haiman, John. 1980. "Dictionaries and encyclopaedias". Lingua, 50. 377-88.
Haley, Michael Cabot. 1980. Concrete Abstraction: The Linguistic Universe of Metaphor. Dalam Ching, Marvin K. L, Haley, Michale C, dan Lunsford, Ronald F. Linguistic Perspective on Literature. London: Roudledge & Kegan Paul..
___________________ 1988. The Semeiosis of Poetic Metaphor. Bloomington: Indiana University Press.
Hanks, Patrick. 2006. “Metaphoricity is gradable”. Dalam Anatol Stefanowitsch dan Stefan Th. Gries (eds.). Corpus-based Approaches to Metaphor and Metonymy. New York: Mouton de Gruyter.
Hayes –Roth, Frederick. 1971. The Stiructure of Concepts. Cambridge: MIT Press
Hempel, Carl G. 1958. “The theoretician’s dilemma: a study in the logic of theory construction”. Dalam Feigl, Herbert; Scriven, Michael; dan Maxwell, Grover. (eds.) Concepts, Theories, and the Mind-Body Problem. Minneapolis: University of Minnesota
Haugh, Michael. 2002. “The intuitive basis of impliature: relevance theoretic implicitness versus Gricean implying”. Pragmatics. Vol. 12, No. 2, hal .117-134
Hillix, William A. dan L’Abate, Luciano. 2012. “The Role of Paradigms in Science and Theory Construction”. Dalam L’Abate, Luciano (ed.). Paradigms in Theory Construction. New York: Springer
Hiraga, Masako K. 2005. Metaphor and Iconocity: A Cognitive approach to analyzing text. New York: Palgrave Macmillan.
Hodges, Wilfrid. 1998. “Compositionality is not the problem”. Logic and Logical Philosophy. Vol. 6; hal. 7-33
Hurford, James R., Brendan Heasley, dan Michael B. Smith. 1984/2007. Semantics: A coursebook. (Edisi ke-2). Cambridge: Cambridge University Press
Iten, Corrine. 2005. Linguistic Meaning, Truth Conditions, and Relevance: The Case of Concessives. New York: Palgrave Macmillan
Jaccard, James dan Jacoby, Jacob. 2010. Theory Construction and Model-Building Skills: A Practical Guide for Social Scientists. New York: Guidford Press
Jackendoff, Ray. 1983. Semantics and Cognition. Michigan: MIT Press.
______________ 1989. “What is a concept, that a person may grasp it?” Mind and language. Vol. 4, No. 1, hal. 69-102.
______________ 2002. Foundations of Language: Brain, Meaning, Grammar, Evolution. Oxford: Oxford University Press.
Jakobson, Roman. 1956/1980. “Metalanguage as a linguistic problem” dalam Roman Jakobson, The Framework of Language. Michigan: Michigan Studies in the Humanities.
Johnson, Mark. 2005. “The philosophical significance of image schemas”. Dalam Beate Hampe (ed.) bekerja sama dengan Joseph E. Grady. From Perception to Meaning:Image Schemas in Cognitive Linguistics. Berlin: Mouton de Gruyter
Kaplan, David. 1975/1996. “Dthat”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press.
____________ 1977/1989. “Demonstratives: an essay on the semantics, logics, metaphysics, and epistemology of demonstratives and other indexicals”. Dalam Joseph Almog, John Perry, dan Howard Wettstein (Eds.). Themes from Kaplan. Oxford: Oxford University Press.
Kadmon, N. 2001. Formal Semantics: Semantics, Pragmatics, Presupposition, and Focus. Oxford: Blackwell.
Katz, Albert N; Cacciari, Cristina; Gibbs, Raymond W; Turner, Mark. 1998. Figurative Language and Thought. New York: Oxford University Press.
Kearns, Kate. 2000. Semantics. New York: Palgrave Macmillan.
Khairina Nasution. 2008. “Metafora dalam Bahasa Mandailing: Persepsi Masyarakat Penuturnya”. Linguistik Indonesia, Tahun ke 26, No. 1. Hal. 75–87
Kohtari, 2004. Research Methodology: Methods and Techniques. New Delhi: New Age International.
Kövecses, Zoltán. 2000. Metaphor and Emotion: Language, Culture, and Body in Human Feeling. Cambridge: Cambridge University Press.
______________ 2002. Metaphor: A Practical Introduction (1st Edition). Oxford: Oxford University Press.
______________ 2005. Metaphor in Culture: Universality and Variation. Cambridge: Cambridge University Press.
______________ 2010. Metaphor: A Practical Introduction (2nd Edition). Oxford: Oxford University Press.
Kracht, Markus. 2011. Interpreted Language and Compositionality. New York: Springer.
Lakoff, George dan Mark Johnson. 1980. Metaphors We Live By. Chicago:University of Chicago Press
Lakoff, George. 1991. “Cognitive versus generative linguistics: how commitments influence results”. Language and Communication, Vol. 11, No.1/2. Hal. 53-62
_____________ 1993. “The comtemporary theory of metaphor”. Dalam Andrew Ortony (ed.). Metaphor and Thought (2nd Edition). Cambridge: Cambridge University Press.
Langacker, Ronald W. 1987. Foundations of Cognitive Grammar. Vol. I. Stanford: Standford University Press
__________________ 2000a. Grammar and Conceptualization. Berlin and New York: Mouton de Gruyter.
__________________ 2000b. “Why a mind is necessary: conceptualization, grammar, dan linguistic semantics”. Dalam Liliana Albertazzi (ed.). Meaning and Cognition. Amsterdam: John Benjamins Publishing.
__________________ 2008. Cognitive Grammar: A Basic Introduction. Oxford: Oxford University Press.
__________________ 2009. Investigation in Cognitive Grammar. Berlin and New York: Mouton de Gruyter.
Larkin, Shirley. 2010. Metacognition in Young Children. London: Roudledge
Leech, Geoffrey. 1974/1981. Semantics: The Study of Meaning. Edisi ke-2. Middlesex: Penguin Books
Leezenberg, Michiel. 2001. Contexts of Metaphor. Amsterdam: Elsevier.
Leibniz, Gottfried Wilhelm von. 1765/1981. New Essays on Human Understanding. Terjemahan oleh Peter Remnant dan Jonathan Bennett. Cambridge: Cambridge University Press.
Lubis, Syahron. 2009. “Penerjemahan Teks Mangupa dari Bahasa mandailing ke Bahasa Inggris”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lunsford, Ronald F. 1980. Byron’s Spacial Metaphor: A Psycholinguistic Approach. Dalam Ching, Marvin K. L, Haley, Michale C, dan Lunsford, Ronald F. Linguistic Perspective on Literature. London: Roudledge & Kegan Paul.
Lycan, William G. 2000. Philosophy of Language: Contemporary Introduction. London: Routledge.
Lyons, J. 1987. “Semantics.” Dalam J. Lyons (ed.). New Horizons in linguistics.Vol. 2. London: Penguin. Hal. 152-178.
Margolis, Eric and Laurence, Stephen. 2012. "Concepts". Dalam Edward N. Zalta (ed.) The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Fall 2012 Edition)., URL = <http://plato.stanford.edu/archives/fall2012/entries/concepts/>.
Mason, Jennifer. 1996. Qualitative Researching. London: Sage Publication
Mathiessen, C. M. I. M. 2009. “Ideas and new direction” dalam Halliday, M. A. K dan Webster, Jonathan (eds). Continuum Companion to Systemic Functional Linguistics. New York: Continuum
Mathiessen, C. M. I. M; Teruya, Kazihiro; dan Lam, Marvin. 2010. Key Terms in Systemic Functional Linguistics. New York: Continuum
Merriam-Webster Dictionary.http://www.merriam-webster.com/dictionary
Maykut, Pamela dan Morehouse, Richard. 1994. Beginning Qualitative Research: A Philosophic and Practical Guide. London: The Falmer Press.
McDowell, John. 1976/2005. “Truth conditions, bivalence, and verificationism”. Dalam Gareth Evans dan John McDowell (eds.). Truth and Meaning: Essays in Semantics. Oxford: Clarendon Press
McGlone, Matthew S. 2007. “What is the explanatory value of a conceptual metaphor”. Language and Communication, Vol.27, Hal. 109–126.
Mill, John Stuart. 1882/2009. A System of Logic: Ratioconative and Inductive. Edisi ke-8. New York: Harper and Brothers
Morris, Michael. 2007. An Introduction to the Philosophy of Language. Cambridge: Cambridge University Press
Moss, Helen E; Tyler, Lorraine K; dan Taylor, Kirsten I. 2007. “Conceptual structure”. Dalam M. Gareth Gaskell (ed.) Oxford Handbook of Psycholinguistics. Oxford: Oxford University Press, hal. 217-234
Nerlich, Brigitte dan David D. Clarke. 2001. “Mind, meaning, and metaphor: the philosophy and psychology of metaphor in 19th century Germany”. History of the Human Sciences, Vol.14, No.2, Hal.39–61
Newman, Sara J. 2001. “Aristotle’s definition of rethoric in the Rethoric: the metaphors and their message”. Written Communication, Vol.18, No.1, Hal. 3–25.
Obitko, Marek. 2007. “Translations between Ontologies in Multi-Agent Systems”. Ph.D. dissertation. Faculty of Electrical Engineering, Czech Technical University in Prague.
Ogden, C. K dan Richards, I. A. 1923/1946. The Meaning of Meaning: A Study of the Influence of Language upon Thought and of the Science of Symbolism. Edisi ke-8. New York: A Harvest Book
Panther, Klaus-Uwe dan Radden, Gunter. 2011. “Introduction: reflection on motivation revisited”. Dalam Panther, Klaus-Uwe dan Radden, Gunter (eds.). Motivation in Grammar and the Lexicon. Amsterdam: John Benjamins Publishing. Hal. 1–26.
Partee, Barbara H. 2004. Compositionality in Formal Semantics: Selected Papers by Barbara H. Partee . Oxford: Blackwell
Patterson, Douglas. 2012. Alfred Tarski: Philosophy of Language and Logic. New York: Palgrave Macmillan
Potts, Christopher. 2005. The Logic of Conventional Implicatures. Oxford: Oxford University Press
Prandi, Michele. 2004. The Building Blocks of Meaning: Ideas for a Philosophical Grammar. Amsterdam: John Benjamins Publishing
Predelli, Stefano. 2001. Contexts: Meaning, Truth, and the Use of Language. Oxford: Claredon Press
Putnam, Hilary. 1975. Mind, Language, and Reality: Philosophical Papers. Vol.2. Cambridge: CUP.
Quine, Willard Van Orman. 1953/1961. From A Logical Point of View. Edisi ke-2. New York: Harper Torchbooks
______________________ 1960. Word and Object. Cambridge: MIT Press
______________________ 1970/1986. Philosophy of Logic. Edisi ke-2. New York: Harper Torchbooks
Rand, Ayn. 1966. Introduction to Objectivist Epistemology. New York: A Meridian Book
Recanati, Francois. 2004. Literal Meaning. Oxford: Oxford University Press.
_______________ 2005. “Literalism and contextualism: some varieties”. Dalam Gerhard Preyer dan Georg Peter (eds.). Contextualism in Philosophy: Knowledge, Meaning, and Truth. Oxford: Clarendon Press
_______________ 2007. Perspectival Thought: A Plea for (Moderate) Relativism. Oxford: Oxford University Press.
_______________ 2010. Truth Conditonal Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.
Riemer, Nick. 2010. Introducing Semantics. Cambridge: Cambridge University Press.
Romero, Esther dan Soria, Belen. 2003. Cognitive Metaphor Theory Revisited. Makalah disajikan pada the II Latin Meeting for Analytic Philosophy in Aix en Provence (13-15 November 2003).
____________________________ 2007a. Metaphors: What is Said or What is Implicated?. Makalah disajikan pada the Riga Conference on Metaphor dan the 15th Annual Meeting of the ESSP di Geneva.
____________________________ 2007b. “A View of Novel Metaphor in the Light of Recanati’s Proposals”. Dalam María José Frápolli (ed.). Saying, Meaning and Referring: Essays on François Recanati's Philosophy of Language. New York: Palgrave Macmillan. (hal. 145-159)
Rohrer, Tim. 2007. “Embodiment and experientialism”. Dalam Dirk Geeraerts dan Hubert Cuyckens. The Oxford Handbook Of Cognitive Linguistics. Oxford: Oxfor University Press. Hal. 25 – 47.
Rudi Hartono. 2011. “Penerjemahan Idiom dan Gaya Bahasa (Metafora, Kiasan, Personifikasi, Aliterasi) dalam Novel ‘To Kill a Mockingbird’ Karya Harper Lee dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia (Pendekatan Kritik Holistik)”. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Ruhl, Charles. 1989. On Monosemy: A Study in Linguistic Semantics. NewYork: State University of New York Press.
Russell, Bertrand. 1922/2001. “Introduction” dalam Wittgenstein, Ludwig Tractatus Logico-Philosophicus. Terjemahan oleh D. F. Pears dan B. F. McGuinness. London: Roudledge.
Saeed, John I. 2003. Semantics. Edisi ke-2. London: Blackwell.
Sauerland, Uli dan Stateva, Penka. 2007. “Introduction”. Dalam Uli Sauerland dan Penka Stateva (eds.). Presupposition and Implicature in Compositional Semantics. New York: Palgrave Macmillan
Schartz, Bennett L. dan Perfect, Timothy J. 2004. “Introduction: toward and applied metacognition”. Dalam Perfect, Timothy J. dan Schartz, Bennett L. (eds.). Appled Metacognition. Cambridge: Cambridge University Press.
Schiappa, Edward. 2003. Defining Reality Definitions and the Politics of Meaning. Carbondale: Southern Illinois University Press
Searle, John R. 1978. “Literal meaning”. Erkenntnis. Vol. 13. Hal. 207-224
___________ 1975/1996. “Indirect speech act”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. (3rd Edition). New York: Oxford University Press.
___________ 1975/1996. “Indirect speech act”. Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. (3rd Edition). New York: Oxford University Press.
___________ 1979/1993. “Metaphor”. Dalam Ortony, Andrew (ed.). Metaphor and Thought. 2nd edition. Cambridge: Cambridge University Press.
___________ 2008. Philosophy in A New Century: Selected Essays. Cambridge: Cambridge University Press.
Smith, L. 1986. Behaviorism and Logical Positivism: A Reassessment of Their Alliance. Stanford: Stanford University Press.
Speaks, Jeff. 2011. "Theories of Meaning", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Summer 2011 Edition), Edward N. Zalta (ed.), URL = <http://plato.stanford.edu/archives/sum2011/entries/meaning/>.
Sperber, Dan dan Wilson, Deirdre. 1995. Relevance: Communication and Cognition. Edisi ke-2. Oxford: Blackwell.
Stern, Josef. 2000. Metaphor in Context. Cambridge: The MIT Press.
__________ 2006. “Metaphor, literal, literalism”. Mind and Language, Vol.21, No.3, Hal.243–279.
__________ 2009. “Metaphor and minimalism”. Philos Stud, Springer, DOI 10.1007/s11098-009-9486-3
Sudaryanto. 1983. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola-Urutan. Jakata: Djambatan.
__________ 1993. Metode dan Aneka Teknis Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
__________ 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
Talmy, Leonard. 2000. Toward A Cognitive Semantics Volume I: Concept Structuring Systems. Cambridge: MIT Press
Tarski, Alfred. 1944/1986. “The semantic conception of truth and the foundations of semantics”. Dalam Dalam A. P. Martinich (Ed.). The Phyloshophy of Language. 3rd Edition. New York: Oxford University Press. Hal. 61 – 84.
____________ 1956. Logic, Semantics, Metamathematics: Papers from 1923 to 1938. Terjemahan oleh J. H. Woodger. Oxford: The Claredon Press
Tendahl, Markus. 2009. A Hybrid Theory of Metaphor: Relevance Theory and Cognitive Linguistics. Hampshire:Palgrave Macmillan
Verhaar, J. W. M. 1970. Teori Linguistik dan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius.
Verhagen, Arie. 2007. “Construal And Perspectivization”. Dalam Dirk Geeraerts dan Hubert Cuyckens. The Oxford Handbook Of Cognitive Linguistics. Oxford: Oxfor University Press.
Vygotsky, Lev. 1934/1986. Language and Thought. Massachusette: MIT Press
Wahab, Abdul. 1991. Isu Linguistik: Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga University Press.
Weiskopf, Daniel A. 2011. “The theory theory of concepts”. Internet Encyclopedia of Philosphy. http://www.iep.utm.edu/th-th-co/ diakses 14 Mei 2011
Wilson, D. dan Sperber, D. 2000. “Truthfulness and Relevance” UCL Working Papers in Linguistics , Vol. 12, hal. 215-254.
Wittgenstein, Ludwig. 1922/2001. Tractatus Logico-Philosophicus. (Dengan Pengantar dari Bertrand Russell). Terjemahan oleh D. F. Pears dan B. F. McGuinness. London: Roudledge.
____________________ 1953/1986. Philosophical Investigations (edisi ke-2). Terjemahan oleh G. E. M. Anscombe dari tulisan Wittgenstein 1945-1949. Oxford: Basil Blackwell.
Wijana, I Dewa Putu. 1997. “Slogan sebagai wacana persuasif: Studi kasus wacana kampanye pemilihan BEM dan SM Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1996”. Humaniora. Vol.IV. Hal. 26-31.
Zaimar, Okke Kusuma Sumantri. 2002. “Majas dan pembentukannya”. Makara, Sosial Humaniora. Vol. 6, No. 2, hal. 45–57.
No comments:
Post a Comment